TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratu Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Hemas meminta pengelola asrama mahasiswa dari berbagai daerah di Yogyakarta untuk menertibkan penghuninya. Dia meminta agar asrama benar-benar diperuntukkan bagi mahasiswa baru asal daerah yang bersangkutan, yang tak punya akomodasi di kampus mereka.
"Asrama itu dibangun untuk menampung mahasiswa, khususnya mahasiswa baru yang datang untuk belajar di sini. Aturannya saja yang dibuat, bagaimana orang lama tidak tinggal di situ terus," kata Hemas, Senin, 1 April 2013.
Selama ini, ada yang menuding asrama mahasiswa di Yogyakarta disalahgunakan. Pasalnya, asrama itu banyak dihuni alumni dan orang asal daerah yang sebenarnya bukan mahasiswa.
Meski begitu, Hemas mengingatkan agar insiden penembakan empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman jangan sampai dipolitisasi menjadi persoalan kesukuan atau etnis tertentu.
Meski yang menjadi korban semuanya adalah warga Nusa Tenggara Timur, permaisuri Raja Keraton Yogyakarta itu meminta masyarakat melihat itu sebagai peristiwa pelanggaran hak asasi manusia.
"Kami minta ini jangan dibawa ke persoalan antar-etnis, semua masyarakat harus kritis dan mengantisipasi hal-hal seperti sweeping kelompok tertentu yang mengganggu kenyamanan di Yogya," kata Hemas, Senin, 1 April 2013.
Selain itu, Ketua Forum Perempuan Indonesia ini pun meminta publik tidak menyamaratakan semua kafe sebagai tempat terlarang.
"Tempat seperti kafe jangan yang disalahkan dan menjadi kambing hitam. Kami harap pencabutan izin Hugo's Cafe dikaji kembali, karena tempat seperti itu mendukung wisata," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak
Malam Jahanam di Cebongan
'Jangan Terpancing Cebongan versi Idjon Djanbi'
Akun Idjon Djanbi Bisa Ubah Persepsi Publik