TEMPO.CO, Sleman - Masyarakat diminta tidak terprovokasi posting-an di jejaring sosial Facebook (FB) soal penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B Sleman yang terjadi pada 23 Maret lalu. Pengirim, yang menggunakan identitas Idjon Djanbi, dinilai tidak jelas dan justru menimbulkan opini yang melebar serta fitnah.
Apalagi tuduhan pelaku penyerangan LP Sleman kepada aparat kepolisian ditulis oleh Idjon Djanbi, seorang tentara kelahiran Kanada tahun 1915. "Buat saya itu (posting-an di FB) sampah," kata Komisaris Besar Kris Erlangga, Direktur Reserse Kriminal Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 31 Maret 2013.
Tulisan itu dibuat pada Kamis, 28 Maret 2013, atau beberapa hari setelah penyerangan. Padahal Idjon jelas sudah berumur hampir 100 tahun dan sudah meninggal. Kiriman tulisan itu jelas mendiskreditkan institusi kepolisian. Tujuannya justru menimbulkan opini dan fitnah serta mengaburkan permasalahan.
Karena penulisnya tidak jelas, maka sumbernya juga tidak jelas. Jika tulisan itu dikirim oleh pengamat ternama, bisa menjadi bahan penyelidikan. "Itu kan nama sesepuh, kemudian namanya dicatut," kata dia.
Sesepuh yang dimaksud adalah Muhammad Idjon Djanbi. Bekas tentara kerajaan Hindia-Belanda atau Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL). Ia bernama asli Rokus Bernardus Visser, dan menjadi warga negara Indonesia. Ia komandan pasukan khusus (sekarang Kopassus) yang pertama.
Dengan tulisan di Facebook itu, polisi menelisik nama itu. Namun ternyata nama itu hanya dicatut. Tapi polisi akan meneliti pengunggahnya. "Wartawan saja tidak dapat foto-foto itu," kata dia.
Memang, tulisan yang diunggah itu disertai foto-foto korban dari tentara dan korban yang dieksekusi di LP Cebongan. Foto-foto mengerikan itu melengkapi tulisan panjang soal penyerangan di LP.
MUH SYAIFULLAH
EDISI KHUSUS Tempo: Guru Spiritual Seleb
Baca juga:
Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar
Komisi I: Penyerangan Cebongan Hampir Sempurna
SBY Jadi Ketua Umum, Loyalis Anas Melemah
Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas