TEMPO.CO, Samarinda - Seratusan warga pedalaman dan perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Timur berunjuk rasa di Bandara Temindung, Samarinda, Rabu, 3 April 2013. Mereka menuntut layanan penerbangan perintis diaktifkan sebagai satu-satunya transportasi menuju ibu kota provinsi Samarinda.
Penerbangan perintis dari Samarinda ke Long Ampung, Malinau, Malaysia, terhenti sejak awal tahun 2013. Penerbangan tak beroperasi lantaran subsidi ongkos angkut tak disetujui.
"Kami sudah lelang dan pemenangnya Aviastar, tapi anggaran ini masih diberi tanda bintang, yang artinya belum dapat persetujuan pemerintah," kata Kepala Bandara Temindung Samarinda, Sulaiman, Rabu, 3 April 2013.
Subsidi ongkos angkut untuk penerbangan ke pedalaman dan perbatasan diusulkan senilai Rp 30 miliar. Jalur penerbangan yang mendapat subsidi, yakni jalur Samarinda-Long Ampung/Malinau dan Samarinda-Data Dawai, Kabupaten Kutai Barat. Selama penerbangan subsidi belum beroperasi, warga pedalaman dan perbatasan yang tak lain suku Dayak dilayani penerbangan reguler. Harga tiketnya nyaris enam kali lipat. "Dengan subsidi, tak lebih dari Rp 300 ribu, kalau reguler Rp 1,7 juta," kata Sulaiman.
Fendi Merru, salah seorang demonstran, mengungkapkan, mahalnya harga tiket membuat penerbangan ke Samarinda hanya bisa dijangkau sebagian orang berpunya. Padahal, untuk layanan kesehatan memadai, warga Apau Kayan, Malinau, memilih berobat ke Samarinda. Selain itu, dengan transportasi pesawat, pasokan kebutuhan hidup terpenuhi. "Kami juga menuntut ilmu di Samarinda jadi terganggu," kata dia.
Akibat macetnya penerbangan subsidi, menurut Fendi Merru, terjadi kelangkaan sembako di daerah perbatasan. Jika ada, kata dia, harganya selangit.
Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur, Zairin Zain, pun mengaku tak bisa berbuat banyak. Menurut dia, masalah pencairan dana subsidi ongkos angkut selalu bermasalah setiap tahun. Zairin memastikan APBD Kalimantan Timur akan menganggarkan subsidi ini. "Setiap tahun selalu ada masalah, APBD perubahan akan kami alokasikan untuk penanggulangan Januari-Maret," kata dia kepada para demonstran.
FIRMAN HIDAYAT
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Ini Kaus Oblong Paling Mahal di Dunia
Filipina Siap Evakuasi Warga dari Korea Selatan
Korut Operasikan Lagi Reaktor Nuklir Era Soviet
Khaled Meshaal Kembali Pimpin Hamas