TEMPO.CO, Medan - Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara optimitis Pelabuhan Teluk Ilalang di Kecamatan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, beroperasi pada 2016. Pembangunan pelabuhan di garis pantai barat Sumatera ini dikhususkan untuk operasional bongkar muat komiditi perkebunan dan mineral, terutama kelapa sawit.
"Ini tahun kedua pembangunan. Kalau tidak ada halangan, di tahun 2016 terealisasi on schedule," kata Hidayata kepada Tempo. Pembangunan Pelabuhan Teluk Ilalang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara sejak 2011 mencapai Rp 300 miliar.
Anggaran itu di luar biaya pembangunan infrastruktur jalan menuju pelabuhan. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum pembangunan jalan. "Kementerian PU menyatakan siap membangun jalan dengan anggaran Rp 200 miliar," kata Hidayat.
Hidayat berkeyakinan keberadaan Pelabuhan Teluk Ilalang akan meningkatkan produktivitas perkebunan terutama kelapa sawit dan perekonomian. Kabupaten ini memiliki luas areal perkebunan 300 ribu hektar. "Pelabuhan ini akan melayani rute domestik hingga Rotterdam," kata Hidayat.
Pemkab Madina juga merencanakan pembangunan industri sawit di atas lahan 10 ribu hektar. Merealisasikan pembangunan industri berbahan dasar kelapa sawit, kata Hidayat, Pemkab Madina membuka peluang kerjasama dengan pengusaha. "Saya menggandeng perusahan untuk membuka industri turunan kelapa sawit. Saya sediakan 10 ribu hektar. Dan itu akan diikat dalam kontrak," Hidayat menegaskan.
Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mendukung pembangunan Pelabuhan Teluk Ilalang. "Pelabuhan itu sebagai pelabuhan pendukung, intersuler," kata Sekretaris Jenderal DPP Apkasindo, Asmar Arsyad, Rabu 3 April 2013. Menurut Asmar, Kabupaten Madina salah satu penghasil terbesar kelapa sawit di Sumatera Utara. "Luas lahan kebun kelapa sawit di Sumatera Utara, 1.100.000 hektare. Kabupaten Madina masuk lima besar penghasil sawit," kata Asmar.
SOETANA MONANG HASIBUAN