TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Kris Erlangga menyatakan terus memulung bukti, keterangan, dan data pendukung untuk mengungkap penyerangan terhadap empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan, Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Ini karena server Closed Circuit Television milik penjara dirampas oleh penyerang.
Polisi juga mempelajari kemungkinan ada rekaman pergerakan kendaraan penyerang. Termasuk, kata dia, jika ada data yang tersimpan di cloud computing atau komputasi awan. “Data itu diperlukan untuk mendukung pengungkapan,” kata Kris Erlangga.
Anny Pudjiastuti, Juru Bicara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan sedang menunggu hasil uji balistik. Ia menyatakan ini menanggapi adanya keterangan saksi yang melihat seorang anggota gerombolan penyerang yang menodongkan pistol FN 57. Senjata buatan Belgia itu menggunakan peluru kaliber 5,8 milimeter sepanjang 28 milimeter. Senjata itu biasa digunakan oleh pasukan khusus. Keistimewaan pestol itu, pelurunya bisa menembus rompi antipeluru hingga grade tiga.
Anny juga mengatakan hingga saat ini polisi masih menunggu hasil forensik dari tim Mabes Polri, termasuk hasil visum empat korban tewas. Anny menyebutkan polisi membawa beberapa barang bukti, seperti proyektil, selongsong peluru, dan sidik jari. "Semua masih dianalisis," kata dia.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kepolisian Resor Sleman Herry Sutrisman membantah dia berada di sekitar Cebongan dan mendengar tembakan saat kejadian, Sabtu dinihari, 23 Maret 2013. Ia juga membantah melihat dua buah mobil melaju ke arah lapas. “Tidak, saya tidak mendengar dan melihat. Saya datang ke lokasi setelah mendapat laporan warga," kata Herry, kemarin.
Herry mengatakan, sekitar pukul 23.30 Jumat malam 22 Maret 2013, ia dapat informasi ada kasus penusukan di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali), sekitar 10 kilometer tenggara Cebongan. Herry tak yakin kasus penusukan tersebut untuk mengecoh pengamanan di kawasan lapas. "Itu kriminal murni. Kami juga dapat laporan kasus itu," kata Herry.
MUH SYAIFULLAH | PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terpopuler lainnya:
'Postingan Idjon Djanbi Tak Bisa Dipertanggungjawabkan'
Pati, Kota Seribu Paranormal
6 Miliarder Dunia, Hidup Mewah Tanpa Bekerja
Gara-gara Dahlan Iskan, Dirut RNI Diusir DPR
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas