TEMPO.CO, Jakarta - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan PT Len Industri (LEN) masuk dalam radar program right sizing (perampingan) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kajian atas penggabungan dua perusahaan ini dijadwalkan rampung pekan ini. "Targetnya tanggal 5 April kajian selesai," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Dwijanti melalui pesan singkat kepada Tempo, 3 April 2013.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengharapkan program right sizing di antara keduanya terealisasi tahun ini. Dengan adanya konsolidasi, maka perusahaan akan lebih ekonomis sehingga lebih berdaya saing. Ini pun sejalan dengan program Kementerian untuk merampingkan jumlah BUMN. "Nantinya LEN yang menjadi kepalanya. Tapi soal dirutnya yang mana, belum ditentukan," katanya.
Baca Juga:
Seperti diketahui, Kementerian BUMN berusaha mengurangi jumlah BUMN. Kebijakan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja BUMN, yang saat ini sekitar 90 persen didominasi oleh 25 BUMN saja. Data Kementerian per 31 Desember 2011 menunjukkan, sebanyak 25 perusahaan mendominasi 92,93 persen dari total aset, 90,90 persen dari total ekuitas, 89,29 persen dari total pendapatan, dan 93,06 persen dari total laba bersih seluruh BUMN.
Dalam masterplan Kementerian BUMN, pada tahun 2014 diharapkan jumlah BUMN menyusut dari 114 menjadi hanya 91 BUMN. Sebelumnya, Kementerian juga telah menggabungkan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo akhir Maret lalu.
PT INTI dan PT LEN adalah dua perusahaan industri berbasis teknologi. Kepemilikan saham kedua perusahaan itu 100 persen milik negara. Pada tahun 2011, PT LEN mencatatkan laba sebesar Rp 40,8 miliar dan PT INTI Rp 10,43 miliar.
Baca Juga:
ANANDA PUTRI