TEMPO.CO, Yogyakarta - Mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang eksodus ke luar Yogyakarta telah kembali menjalankan aktivitas di kampus pasca-pengumuman hasil investigasi tim TNI AD.
Sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa NTT, Daniel Dama Ledo, mengatakan mahasiswa yang eksodus karena resah dengan isu sweeping telah kembali ke Yogyakarta. Namun, ia tidak memerinci jumlah mahasiswa tersebut. “Hampir semua kembali karena mereka juga menghadapi ujian semester,” kata Daniel kepada Tempo, Jumat, 5 April 2013.
Menurut Daniel, mahasiswa berangsur-angsur kembali ke Yogyakarta sejak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan aparat keamanan memberikan jaminan keamanan untuk mahasiswa asal NTT. Pengumuman hasil tim investigasi TNI AD, Kamis, 4 April 2013, juga berdampak baik bagi mahasiswa. “Tidak ada alasan mahasiswa NTT untuk takut ke Yogyakarta, karena pelaku sudah diumumkan,” katanya.
Dia menambahkan, para sesepuh dalam waktu dekat akan bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk membahas pelabelan mahasiswa dan masyarakat NTT sebagai sampah masyarakat. “Label yang beredar itu meresahkan bagi mahasiswa NTT yang benar-benar ingin belajar di Yogyakarta. Kami ingin membahas persoalan ini bersama gubernur,” katanya.
Di Yogyakarta, kata dia, terdapat sekitar 14.000 mahasiswa, pelajar, dan kalangan profesional asal NTT. Pasca-penembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, sebanyak 5.000 mahasiswa sempat eksodus keluar Yogyakarta karena resah.
Sementara itu, suasana di asrama mahasiswa NTT di Tegalpanggung di RT 53, RW 13, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta masih sepi, Kamis malam, 4 April 2013. Dari luar pintu gerbang tidak terlihat aktivitas penghuni asrama. Pintu gerbangnya masih digembok. Lampu di teras masih hidup. Di halaman asrama terlihat dedaunan mangga yang berserakan.
Asrama seluas 18 x 12 meter persegi ini merupakan tempat singgah empat korban penembakan di LP Cebongan. Nona Etik, keluarga korban penembakan, Juan Manbait, mengatakan di sana terdapat tujuh penghuni asrama. Mereka mulai meninggalkan asrama sejak Selasa, 19 Maret 2013. Namun, pada Ahad siang, 24 Maret 2013, kerabat dari korban penembakan, Hendrik Angel Sahetapi Deki, sempat mengambil baju milik Deki. "Barang-barang saya juga masih ada di sana. Belum saya ambil," katanya. (Baca: Profil Grup-2 Kopassus, Pos Penyerang LP Cebongan). Berita selengkapnya soal penyerbuan Lapas Sleman klik di sini.
SHINTA MAHARANI
Berita Lainnya:
Foto: Ponsel Facebook Mark Zukerberg
Foto: Aksi Topless Dukung Wanita Tunisia
Kronologis Bentrok Antar-Etnis Burma di Belawan
Kopassus Bantu Jokowi Serbu Ciliwung
Profil Grup-2 Kopassus, Pos Penyerang LP Cebongan