TEMPO.CO,Surabaya - Kepala Divisi Manajer Proyek dan Pemeliharaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Rudianto Riboko, mengatakan pihaknya membuka lagi lelang proyek relokasi pipa gas eks Kodeco. Pipa gas yang sekarang dikelola Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore selalu diprotes pengusaha pelayaran karena memotong alur pelayaran barat Surabaya (APBS).
“Masih tahap proses lelang pemindahan pipa,” kata Rudianto kepada Tempo saat dihubungi, Jumat, 5 April 2013. Menurutnya, SKK Migas menangani proses lelang karena sesuai aturan, proyek migas dengan nilai di atas US$ 5 juta diambil alih pihaknya.
Rudianto mengatakan proyek pemindahan pipa itu diperkirakan mencapai US$ 27 juta. Lelang itu sebenarnya sudah dibuka pada Desember 2012 lalu, namun ditutup dan dibuka lagi 10 Januari 2013. Rudianto tidak menjelaskan penyebab lelang ditutup. Sekarang lelang itu dibuka lagi. Tender ulang akan ditutup pada 9 April 2013.
SKK Migas belum tahu pasti mulai kapan pemindahan itu akan dikerjakan. Menurut Rudianto, pihaknya mengusulkan dua skema jalur pemindahan pipa tersebut. Pertama, pipa masih berada di area revitalisasi APBS. Kedua, berada di sepanjang garis pantai dengan kedalaman maksimal 3 kilometer serta aman bagi proses revitalisasi APBS.
SKK Migas belum menentukan skenario mana yang akan dipilih karena harus disesuaikan dengan anggaran. Untuk skenario pertama, proses pemasangan dan pemindahan lebih pendek jaraknya dan menyebabkan biaya proyek lebih murah. "Saya harus buka buku lagi ini, karena enggak hafal teknisnya," ujar Rudianto.
Hanya saja, ia menduga, dibutuhkan waktu minimal satu tahun dalam proses pengerjaan proyek tersebut. Rudianto mengakui keberadaan pipa gas eks Kodeco banyak dikeluhkan pelaku industri pelayaran. Dalam waktu dekat, ia berjanji akan segera menentukan pemenang lelang dan mengerjakan proyek.
Juru bicara PHE WMO, Delly, mengatakan pihaknya menunggu arahan dari manajemen PHE di kantor pusat. Ia berharap proyek pemindahan pipa gas eks Kodeco segera digarap. PHE WMO merasa jengkel selalu dituding enggan merelokasi pipa tersebut. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada beritanya. Kami masih menunggu arahan saja," kata Delly.
Wakil ketua Kadin Jawa Timur Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Nelson Sembiring, menuding SKK Migas dan PHE WMO sengaja mengulur-ulur proyek ini. Nelson mempertanyakan akuntabilitas tender proyek pemindahan pipa gas eks Kodeco, karena ada dugaan perusahaan tertentu yang akan dimenangkan.
Ia meragukan klaim perusahaan itu yang berani memastikan dapat mengerjakan proyek dalam 100 hari. Nelson mengingatkan struktur APBS sangat unik. Kadin meminta pipa harus dipendam sedalam 2 meter LWS. Proses ini, menurutnya, tidak mungkin kelar dalam 100 hari. "Idealnya pengerjaan itu berdurasi 5-6 bulan, karena faktor kesulitan terkait dengan struktur batuan karang mesti diatasi," ujarnya.
Nelson mengusulkan agar jalur kedua berdasarkan hasil survei ITS yang berada di dekat pantai Pulau Madura dipilih untuk jalur baru. Sebab, jalur itulah yang ideal sebagai lokasi pemindahan bila menginginkan persoalan pipa gas itu aman bagi APBS. Jangan sampai, kata Nelson, proyek pemindahan pipa gas dengan jalur baru ini malah menimbulkan masalah baru.
DIANANTA P. SUMEDI
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita terpopuler lainnya:
Penyerang Cebongan Anggota Kopassus
U, Kopassus Pemberondong Tahanan LP Cebongan
Anggota Kopassus Buang CCTV Lapas Cebongan ke Kali
Ini Peralatan Kopassus yang Serbu Lapas Cebongan
Serbu Cebongan, Tiga Anggota Kopassus Turun Gunung