TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Suharjono mengatakan gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter (SR) yang mengguncang Tolikara, Papua pada pukul 11.42 WIB, tidak berpotensi tsunami.
Pusat gempa berada di darat, 16 kilometer timur laut. "Kedalaman sekitar 66-70 kilometer dari permukaan," kata Suharjono ketika dihubungi, Sabtu, 6 April 2013.
Ia menjelaskan, jarak dari pusat gempa ke permukiman penduduk diproyeksikan sekitar 100 kilometer. Namun karena pusat gempa terjadi di darat, gempa dirasakan banyak penduduk dan hampir merata. "Sehingga untuk penduduk di Jayapura dan sekitarnya mungkin hanya merasakan sekitar 4 atau 5 SR," tuturnya.
Suharjono menambahkan, potensi tingkat kerusakan dari gempa yang terjadi di Tolikara ini tidak sehebat yang akan dihasilkan jika terjadi di Pulau Jawa atau Sumatera. "Karena penduduk dan bangunan tidak sepadat di Jawa atau Sumatera. Mungkin hanya menimbulkan retak-retak pada bangunan," katanya.
Menurut keterangan laman BMKG, ada sejumlah lokasi yang merasakan gempa, yaitu Tanah Merah, Sentani, Wamena, Jayapura, Sarmi, Timika, Mulia, Genyem, Mamberamo, Waropen, Merauke, dan Mapi.
Kemudian, menurut Mulyono Prabowo, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, gempa susulan terjadi kembali pada pukul 14.50 WIB di Tolikara, Papua, dengan kekuatan 5,2 SR di darat, 66 kilometer di timur laut. "Kedalaman gempa 109 kilometer," kata Mulyono.
Informasi gempa susulan dibenarkan oleh Suharjono, dan ia memprediksi penduduk sudah tidak merasakan lagi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil daripada gempa yang pertama terjadi.
FIONA PUTRI HASYIM
Berita lainnya:
Profil Grup 2 Kopassus, Penyerang LP Cebongan
SBY Bilang Pelaku Penyerangan LP Cebongan Kesatria
Mabes Polri Copot Kepala Polda Yogyakarta
Karier Messi Terancam Berakhir?