TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar TNI mencopot Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso dari jabatan Pangdam IV Diponegoro. Hardiono bakal ditarik kembali ke markas pusat TNI AD.
"Mayjen Hardiono dimutasi jadi staf Mabes TNI AD," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigadir Jenderal TNI Rukman Ahmad, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 6 April 2013.
Rukman membantah bahwa pencopotan Hardiono disebabkan kasus penyerbuan dan penembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta oleh anggota Kopassus pada 23 Maret lalu. Dia mengatakan pencopotan itu merupakan hasil evaluasi rutin. "Jadi saya tegaskan bukan karena kasus Cebongan."
Pengganti Hardiono adalah Mayor Jenderal TNI Sunindyo yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Personalia Kepala Staf TNI AD. Rencananya, mutasi jabatan ini akan dihelat secara resmi di Markas TNI AD, Senin pekan depan.
Sebelumnya, sesaat setelah peristiwa berdarah di Cebongan, Mayjen Hardiono menjamin tidak ada anak buahnya yang terlibat dalam kasus itu. Sementara itu, Wakil Komandan Polisi Militer Brigadir Jenderal TNI Unggul Yudhoyono pada Kamis, 4 April lalu mengakui 11 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah terlibat dalm aksi penembakan di LP Cebongan.
Dari 11 anggota Kopassus, ada dua yang tidak ikut melakukan aksi penyerangan. Keduanya bermaksud mencegah dan menggagalkan aksi sembilan teman mereka. Tim investigasi TNI AD mengatakan anggota Kopassus berinisial U sebagai penembak keempat tahanan Polda Yogyakarta.
INDRA WIJAYA
Berita lainnya:
Investigasi TNI AD Dinilai Penuh Rekayasa
Profil Grup 2 Kopassus, Penyerang LP Cebongan
SBY Bilang Pelaku Penyerangan LP Cebongan Kesatria
Wiranto: Pengungkapan Kasus Cebongan Cukup 1 Hari