TEMPO.CO, Jakarta --Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Acara Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad malam, 7 April 2013.
Saat memberikan sambutan, SBY mengajak umat Hindu dan seluruh warga Indonesia untuk memperkuat tali persaudaraan dan kebersamaan di dua tahun ini. "Mari kita warnai tahun politik ini dengan menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai," kata dia.
Ia juga mengajak segenap masyarakat untuk menjauhkan diri dari berbagai sifat yang mengarah pada saling hujat dan saling menjatuhkan. Namun saat melanjutkan pidatonya, SBY sempat salah mengucapkan sebuah kata.
"Mari kita hindarkan aksi-aksi anarkis, tindak kekerasan, unjuk rasa yang merusak, serta perilaku pencemaran nama baik yang akan menggoreng...," ujar SBY. Ucapan SBY ini sempat disambut tawa kecil hadirin di Istora.
"Saya ulangi, yang akan mencoreng kesantunan dan keadaban demokrasi kita," kata SBY meralat ucapannya. Namun, beberapa hadirin di bangku yang tersedia masih terlihat membicarakan salah ucap SBY. "Sebaliknya, mari kita bangun fondasi dan iklim demokrasi yang santun, yang teduh, dan yang damai," SBY melanjutkan.
SBY juga mengajak seluruh pemuka agama untuk selalu menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia. "Seraya terus mendorong mereka semua untuk senantiasa berbakti kepada bangsa dan negara," ucapnya.
Menurut SBY, proses pembangunan yang tengah berjalan memerlukan kontribusi dan partisipasi segenap komponen bangsa. "Pada saatnya, kita lebih banyak mencurahkan...," kata SBY yang kembali salah ucap.
"Saya ulangi. Sudah saatnya kita lebih banyak mencurahkan tenaga dan pikiran kita untuk membangun negeri yang kita cintai menuju negara yang makin mandiri, makin maju, makin adil, dan makin sejahtera," ujar SBY, meralat kalimatnya.
Acara Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 dihadiri ribuan umat Hindu. Selain SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, sejumlah pejabat negara lain juga hadir. Antara lain Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.
PRIHANDOKO
Topik Terhangat Tempo:
Penguasa Demokrat || Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Baca juga:
Pengamat: Kopassus U Bakal Kena Sanksi Berat
Inikah Pengganti Pangdam Diponegoro?
Bendera Aceh Sulit Ditolak Pemerintah
Pangdam dan Kapolda Dicopot, Diduga Terlibat?