TEMPO.CO, Jakarta - Alex Asmasoebrata kesal setengah mati saat putrinya gagal meraih podium di ajang Asian Formula Renault 2013 di Zhuhai International Circuit, Cina, bulan lalu. Sebab, ternyata mobil formula andalan Alexandra Asmasoebrata belum menjalani dynotest.

“Aduh, sayang sekali. Mesin sudah oke, enak ngebut, enak disetir, tapi belum lewat dynotest,” katanya.

Peka Sarinet, teknisi PS Racing yang bertanggung jawab memodifikasi mobil formula Renault untuk Alexandra, mengakui mobil belum melalui dynotest karena waktu sangat mepet. Padahal, tes itu cukup penting untuk mengukur performa mesin.

Dynotest adalah suatu metode pengujian performa mesin kendaraan (mobil maupun sepeda motor) dengan cara melihat power (tenaga) dan torque (torsi). Torsi adalah kemampuan mesin untuk menggerakkan atau memindahkan mobil maupun sepeda motor dari kondisi diam hingga berjalan. Sedangkan power adalah seberapa cepat kendaraan itu mencapai kecepatan tertentu.

Metode ini perlu dilakukan oleh produsen yang mengandalkan performa mesin. Dengan melampirkan hasil uji dynotest, produknya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk masyarakat umum, dynotest perlu dilakukan sebelum dan setelah modifikasi mobil atau sepeda motor. Terutama untuk melihat berapa peningkatan performa yang diperoleh dari modifikasi tersebut.

Alex menuturkan, dynotest sebenarnya sangat perlu dilakukan untuk mobil balap. Bahkan, saat ini, mobil-mobil sport di Jakarta sudah banyak yang menjalani dynotest. “Tidak mahal, kok, mungkin sekitar Rp 10 juta. Tapi, yang penting, kalau sudah dynotest, mobil bisa makin ngacir karena kita tahu bagaimana menggebernya.” (Baca: Topik di Koran Minggu)

RAHMA TW

Topik Terhangat Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas

Baca Tempo Cincin Penghilang DengkuranBocah 14 Tahun Inggris Sudah Tonton Video PornoMei, Ivan Gunawan Tawarkan Busana untuk Si BesarTip Pakaian Wanita Besar Ala Ivan Gunawan