Awalnya, uang yang digunakan berupa kepingan logam emas dan perak. Seiring dengan kemajuan pemikiran manusia, uang logam diganti dengan uang kertas yang lebih ringan dan praktis.
Pada abad ke-20, sistem perbankan kian maju dan muncullah alat pembayaran lain berupa cek, yang dianggap lebih aman dan praktis. Sayang, cek banyak digunakan untuk tindak kejahatan. Cek kosong adalah contohnya.
Adanya keengganan orang menggunakan cek memunculkan gagasan dari kalangan pengusaha bank untuk menciptakan suatu alat pembayaran yang dirasa lebih praktis, yakni kartu kredit.
Kartu kredit pertama kali digunakan pada 1920 di Amerika Serikat. Kala itu, kartu kredit hanya dapat dipakai untuk berbelanja di toko yang menerbitkan. Hingga kini, cara pembayaran dengan kartu plastik ini masih tetap populer.
Kini, di era serba digital, ada cara pembayaran baru yang disebut electronic money atau e-money. Di Indonesia, cara pembayaran alternatif ini mulai berkembang dalam dua-tiga tahun terakhir.
Bank Indonesia, sebagai regulator, berkepentingan untuk mengembangkan produk ini karena bisa mengurangi biaya pencetakan. Perbankan pun berlomba mengeluarkan produk inovatif ini untuk memberi nilai tambah bagi nasabah.
Berbagai bentuk e-money bermunculan. BCA punya Flazz, yang bisa digunakan untuk membayar parkir di mal, dan Bank Mandiri mengunggulkan kartu e-Toll untuk pembayaran di jalan tol. Hanya, keduanya masih menggunakan kartu.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler pintar yang luar biasa, lahirlah ide untuk memanfaatkan gadget ini sebagai alat pembayaran. Sebuah ide radikal. Maka, muncullah apa yang disebut BlackBerry Money dan Rekening Ponsel.
Sejak diperkenalkan pada akhir Februari lalu, layanan BBM Money sudah digunakan oleh sekitar 40 ribu orang. Menurut Bank Permata, sebagai penjamin layanan ini, BBM Money baru bisa digunakan untuk ponsel BlackBerry dengan sistem operasi 5 dan 6.
Bianto Surodjo, Senior Vice President E-Channel, mengatakan layanan e-money racikan perusahaan ini mencoba memanfaatkan loyalitas pengguna ponsel BlackBerry untuk memberikan nilai tambah.
"Saat ini ada sekitar 8 juta pengguna BlackBerry di Indonesia," kata dia. "Dan, ini terus bertambah dengan keluarnya ponsel BB Z10." Respons yang bagus membuat manajemen berencana juga merilis BBM Money untuk Z10.
Pengguna BBM Money kebanyakan menggunakan layanan ini untuk keperluan mentransfer dana kepada sesama pengguna BBM Money atau mengisi pulsa. "Fungsinya seperti menggantikan dompet," kata Bianto.
Berbeda dengan Bank Permata, Bank CIMB Niaga mempunyai cara lain. Jika layanan BBM Money membutuhkan koneksi Internet, Rekening Ponsel ala CIMB Niaga, yang diluncurkan pada pekan lalu, menggunakan layanan pesan pendek (SMS).
Dengan mekanisme ini, Rekening Ponsel bisa digunakan melalui berbagai jenis ponsel, termasuk BlackBerry. "Nomor ponsel Anda bisa menjadi nomor rekening bank Anda," kata Arwin Rasyid, Chief Executive Officer Bank CIMB Niaga.
Sebelum diluncurkan, produk ini melewati proses penelitian selama sekitar setahun di Bank Indonesia. Teknologinya menggunakan peranti lunak rancangan Sybase, anak perusahaan SAP.
Dengan produk ini, mantan eksekutif di Bank of Amerika itu berharap bisa menambah basis nasabah yang berjumlah sekitar 3,3 juta orang. "Nantinya, pengguna bisa memanfaatkan layanan ini untuk berbelanja," kata Arwin.
Jadi, jika Anda akan bepergian, jangan lupa selalu membawa ponsel pintar. Sebab, ponsel Anda adalah uang Anda.
BUDI RIZA