TEMPO.CO, Jakarta - Harga bawang merah saat ini masih tinggi, jauh di atas bawang putih. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mencatat, di Jakarta, saat ini harga rata-rata bawang merah masih Rp 41.200 per kilogram, sementara bawang putih yang sudah turun hingga Rp 26.600 per kilogram.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintah lebih memilih untuk menunggu pasokan dari dalam negeri ketimbang melakukan impor dalam jumlah besar. “Bawang merah sebentar lagi panen,” katanya di Jakarta, Senin 8 April 2013.
Kenaikan harga bawang merah, menurut Bayu terjadi akibat kurangnya pasokan. Bawang merah impor sulit menembus pasar karena terlambatnya perizinan, sementara pasokan dari dalam negeri terganggu akibat tingginya curah hujan akhir tahun lalu. Hal itu menyebabkan petani di kantong-kantong penghasil bawang merah harus tanam ulang pada awal tahun ini.
Selama semester pertama tahun ini, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian hanya member izin untuk impor 60 ribu ton bawang merah. Angka tersebut jauh lebih kecil dibanding impor bawang putih yang mencapai 160 ribu ton pada periode yang sama. Sebab bawang merah masih bisa dipasok oleh petani dalam negeri.
Selain bawang merah, komoditas lain yang harganya masih tinggi adalah daging sapi. Saat ini, secara nasional harga rata-rata daging sapi adalah Rp 87.268 per kilogram. Angka tersebut tak banyak bergerak sejak Januari lalu. Padahal, tahun lalu, harga rata-rata daging sapi hanya Rp 76.924 per kilogram.
Pemerintah, kata Bayu, masih akan mempertajam kebijakan soal daging sapi. Kebijakan yang akan diambil kemungkinan adalah membuka pintu impor lebih lebar untuk jenis daging yang belum dapat diproduksi di dalam negeri, terutama bagi kepentingan industri.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong para importir untuk segera merealisasikan impor sesuai kuota yang didapatnya. “Yang jelas kami akan buka supaya yang sudah dialokasikan segera direalisasikan, tidak ditahan-tahan,” ujarnya.
Jumat lalu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan dari kuota 80 ribu ton daging sapi yang ditetapkan, realisasinya masih di bawah 10 ribu ton. Menurutnya, saat harga tinggi seperti saat ini, importir hendaknya membantu pemerintah untuk menurunkan harga dengan mendatangkan daging sebanyak mungkin. Tak perlu takut kehabisan kuota, sebab ada kemungkinan kuota akan ditambah lagi. “Ada di titik di mana kami bisa mengkaji kuota apakah kuota 80 ribu ton cukup atau tidak,” katanya.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden
SBY Keseleo Lidah, Mencoreng Jadi Menggoreng
Polisi Endus Penyerang Cebongan dari Ponsel?
Pangdam Diponegoro Serahkan Jabatan Besok
Pilkada Palembang, Romi - Harno Unggul Sementara