TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Selatan menggunakan foto dan data hasil operasi razia untuk memberantas preman. Operasi yang diberi nama Operasi Cipta Kondisi ini sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu di wilayah Polres Jakarta Selatan. "Preman yang terjaring ratusan," kata juru bicara Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin, Selasa, 9 April 2013.
Menurut Aswin operasi data tersebut masih bisa bertambah karena operasi preman yang dilakukan di seluruh wilayah sektoral masih terus berlangsung. "Dilakukan tiap hari, menjaring preman untuk dilakukan pembinaan," ujarnya. (Baca: Ada Tiga Tingkatan Preman di Jakarta)
Di Polsek Cilandak, misalnya, sekitar 60 preman terjaring dalam operasi yang digelar sejak Januari 2013 ini. "Data dan fotonya kami cocokkan bila ada laporan tindak pidana," kata Kapolsek Cilandak Komisaris HM Sungkono di kantornya.
Hal itu terbukti efektif untuk memberantas preman yang kerap melakukan tindak pidana. Misalnya dalam kasus pengeroyokan malam tadi di sebuah toko kelontong di Cipete, Jakarta Selatan, polisi menggunakan data ini. "Korban melapor dikeroyok, kami tunjukan fotonya, ada yang cocok, langsung kami kejar," ujarnya.
Sebelumnya dilaporkan tujuh preman mengeroyok tiga orang di Cipete, Jakarta Selatan tadi malam. Empat dari tujuh pelaku tersebut rupanya sempat terjaring operasi polisi. "Waktu itu hanya mendapat pembinaan karena tidak melakukan tindak pidana," ujarnya.
Momen seperti ini dijadikan polisi untuk memproses hukum preman-preman jalanan tersebut. "Dengan operasi seperti ini, kami harap tindak kriminal berkurang karena data mereka sudah kami rekam," ujarnya. Jika mereka terlibat kasus kriminal, polisi dapat dengan mudah mengidentifikasi pelaku. (Baca: Ini Salah Satu Alasan Preman Tumbuh Subur).
M. ANDI PERDANA