TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengancam akan melengserkan jajaran direksi yang tidak mendukung pembentukan holding farmasi. Ia menduga salah satu faktor lambatnya proses karena adanya direksi yang tidak mau holding farmasi dibentuk. "Ada direksi yang tidak ingin terlaksana (holding) ini kemudian ke mana-mana cari dukungan," katanya usai rapat pimpinan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, 9 April 2013.
Ia mengisyaratkan akan memberhentikan direksi tersebut. "Dicari lah nanti yang kompak," katanya. Ketika ditanya apakah direksi yang ia maksud berasal dari PT Indofarma (Persero) Tbk, Dahlan enggan menjawab. "Anda simpulkan saja sendiri," katanya. Indofarma sebelumnya telah mengumumkan pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 11 April 2013.
Seperti diketahui, pembentukan holding farmasi selama ini berjalan alot. Rencana yang sudah diembuskan sejak 2005 itu tak juga direalisasikan. Saat ini ada tiga perusahaan farmasi yang tercatat sebagai badan usaha milik negara, yaitu PT Kimia Farma, Indofarma, dan PT Biofarma. Dari ketiganya, pemerintah akan menggabungkan dua perusahaan yang dinilai memiliki bisnis serupa, yaitu Kimia Farma dan Indofarma. Sedangkan PT Biofarma tidak masuk ke dalam holding karena dinilai strategis.
Namun pembentukan holding tidak mudah, sebab kedua perusahaan sudah tercatat sebagai perusahaan publik. Menurut Dahlan, meski sudah terdaftar di bursa saham, pembentukan holding masih bisa dilanjutkan.
Ia juga memastikan bahwa pembentukan holding tidak akan mengganggu proses tender. "Selama ini kan khawatir misalnya bisa tidak Indofarma dapat tender setelah holding. Kan tetep bisa (walaupun misalnya nanti jadi anak usaha)," katanya
Pada 2012 Kimia Farma mencatatkan laba induk naik 19,42 persen menjadi menjadi Rp 205,13 miliar pada 2012, sedangkan Indofarma mencatatkan laba konprehensif sebesar Rp 23,3 miliar.
Baca Juga:
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Dahlan Wacanakan Pembentukan anak Usaha BUMN Alih Daya
Ini Pengakuan 'Dosa' Asosiasi Importir Daging
BPK: Setoran Bea Cukai Kurang Rp 47 Miliar
Indonesia Pemasok Kopi Terbesar ke-6 ke Amerika
SBY: BBM Naik, Kompensasi Harga Mati
BI: Tak Ada Indikasi Kartel Suku Bunga
Alasan Harga Bawang Merah dan Daging Masih Mahal
Pembangunan Kereta Bandara Masih Terkendala Lahan
2014, Pemerintah Fokus Tanggulangi Kemiskinan
Pemerintah Usulkan Pembentukan Operator KA Ekonomi