TEMPO.CO, Surakarta - Kelangkaan solar subsidi menyusahkan masyarakat, termasuk pengusaha. Pemerintah didorong untuk menaikkan harga bahan bakar minyak subsidi, termasuk solar, agar tidak lagi terjadi kelangkaan.
Namun, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Surakarta Suwardi Hartono Putro menilai pemerintah tidak akan berani menaikkan harga BBM. "Sepertinya sulit mengharapkan harga BBM naik. Ini keputusan politis," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 9 April 2013.
Padahal, kenaikan harga BBM akan mengurangi beban subsidi pemerintah dan bisa menjamin ketersediaan di masyarakat. Dia memperkirakan kesulitan pengusaha dan masyarakat mendapatkan solar subsidi akan terus terjadi sepanjang tahun apabila pemerintah tidak menaikkan harga.
Satu-satunya harapan pengetatan penyaluran solar subsidi bisa lebih longgar jika usulan penambahan kuota sebanyak 600 ribu kiloliter untuk Premium dan solar yang diajukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah disetujui. "Kalau ada tambahan 600 ribu kiloliter, pengetatan bisa lebih kendor," katanya.
Dia mengatakan secara total kuota solar subsidi di eks Karesidenan Surakarta berkurang 5 persen dari kuota tahun lalu. Jatah solar subsidi untuk Solo saat ini 32.436 kiloliter, Sragen 50.682 kiloliter, Sukoharjo 61.383 kiloliter, Karanganyar 49.809 kiloliter, Klaten 46.012 kiloliter, Wonogiri 30.827 kiloliter, dan Boyolali 28.979 kiloliter. "Padahal, konsumsi tumbuh 12 persen. Ini yang tidak diperhitungkan pemerintah," ucapnya.
Kuota di atas ditetapkan pada Maret 2013 sehingga pengetatan penyaluran juga dimulai pada Maret. Pada Januari dan Februari, penyaluran solar subsidi masih normal. Dia menduga pengetatan sengaja dilakukan agar pemerintah memiliki cadangan solar subsidi untuk masa Hari Raya Idul Fitri, hari libur, dan akhir tahun.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta Priyo Hadi Sutanto menilai pemerintah lamban dalam mengatasi kelangkaan solar subsidi. Sehingga terjadi keresahan di masyarakat. "Sekarang masyarakat yang sebenarnya belum butuh solar, berbondong-bondong membeli. Mereka takut tidak kebagian sehingga memilih menyimpan dulu," katanya, yang mengakui juga melakukan hal serupa.
Dia mengatakan ketidakpastian langkah pemerintah dalam mengatasi persoalan solar subsidi menyulitkan pengusaha. Dia meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan yang cepat mengatasi persoalan. "Misal perlu menaikkan harga untuk mengurangi beban subsidi, naikkan saja," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO