TEMPO.CO, Amerika Serikat - Penelitian berikut ini bisa menjelaskan pentingnya menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari 25 persen orang yang mempunyai kanker kulit ternyata tidak menggunakan tabir surya.
Studi yang dilakukan American Association for Cancer Research menemukan bahwa di antara mereka yang mengalami melanoma, sebanyak 27,3 persen mengaku tidak pernah menggunakan tabir surya. Melanoma adalah kanker kulit yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen (melanosit). Melanoma adalah daftar kanker kelima paling mematikan pada pria dan ketujuh pada wanita.
Hasil riset ini didasarkan pada survei National Health Interview yang dilakukan pada 2010 terhadap 27.120 warga Amerika. Hasilnya menunjukkan sebanyak 35,4 persen partisipan mengaku tidak pernah menggunakan tabir surya.
Dr Anees Chagpar, peneliti yang juga guru besar bedah Yale School of Medicine, terkejut dengan temuan ini. "Kami mengira pengidap melanoma akan jadi sangat protektif karena kita tahu paparan sinar matahari meningkatkan risiko melanoma kedua," kata Chagpar, sebagaimana dilansir Daily Mail, Senin, 8 April 2013.
Di Amerika, menurut Skin Cancer Foundation, kasus kanker melanoma meningkat. Kejadiannya meroket 800 persen pada periode 1970 hingga 2009. Foundation juga mengestimasi bahwa 76.690 orang akan terdiagnosa kasus baru dan 9.480 orang Amerika akan meninggal akibat melanoma pada tahun ini.
Menurut Dr Jack Jacoub, pakar kanker pada Orange Coast Memorial Medical Center, California, peningkatan jumlah kasus ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah persepsi masyarakat kulit putih bahwa menghitamkan kulit (menyamak) adalah tanda kulit sehat dan menarik.
DAILY MAIL I AMIRULLAH