TEMPO.CO, London – Jika kencan online atau kencan kilat tak juga membuat Anda mendapatkan pasangan, Anda mungkin bisa mencoba sistem perjodohan baru dengan menggunakan indera penciuman Anda.
Sistem perjodohan baru yang dikenal dengan nama “Pesta Feromon” ini sudah sangat populer di Amerika Serikat.
Ide perjodohan dengan cara ini didasari oleh hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa seperti halnya hewan, manusia juga secara tidak sadar tertarik kepada feromon (hormon yang disebarkan lewat kulit kita) yang berasal dari orang yang paling cocok dengan kita.
Dalam program ini para pencari jodoh diberikan kaos oblong berwarna putih polos yang harus mereka pakai saat tidur selama tiga malam berurut-turut. Mereka dianjurkan untuk tidak menggunakan deodoran agar bau badan mereka yang sesungguhnya bisa memancar keluar. Mereka juga harus menghindari memakan bawang putih, bawang merah atau bawang bombay.
Kaos ini kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dengan perekat otomatis dan ditempatkan di atas meja saat Pesta Feromon digelar. Para tamu yang hadir kemudian dipersilahkan menciumi kaos-kaos ini satu per satu. Begitu mereka menemukan bau yang disukai, seorang fotografer akan mengambil foto mereka sambil memegang kaos yang dipilih dan memproyeksikannya ke layar agar pemilik kaos tersebut bisa bertemu dengan peminat bau badan mereka untuk kemudian saling mengenal lebih jauh.
Salah seorang peserta Pesta Feromon di Los Angeles, seorang ahli saraf berusia 25 tahun bernama Konstantin Bakhurin mengaku dirinya mengabaikan kaos-kaos yang berbau seperti deterjen dan mencari kaos yang baunya unik yang ia sebut “pedas.”
“Saya pikir teori tentang bau badan ini mungkin agak semu,” kata Bakhurin. “Saya datang ke sini karena tertarik untuk mengetahui apa yang akan terjadi.”
Penggagas Pesta Feromon, Judith Prays, mengklaim setengah lusin pasangan saling bertemu kembali seusai pesta tersebut dan satu pasangan di antaranya menjalin hubungan yang bertahan lama.
DAILYMAIL | A. RIJAL