TEMPO.CO, Makassar - Sederhana tapi elegan. Itulah yang tertangkap pada baju bodo karya seniman batik Muhammad Yauri Yusuf Helmi Abdul Auf Mokodompis alias Yuku Moko. Ya, karyanya adalah sebuah ikhtiar memadukan keglamoran kain sutra dengan keunikan batik tulis bermotif etnik. Sabtu malam lalu, enam desain karya terbarunya ikut meramaikan peragaan busana International Woman Exhibition, Female on the Move (Femme), di Hotel Grand Clarion Makassar.
Seperti karya pertamanya, berbahan sutra lengkap dengan batik tulis, Yuku terinspirasi oleh baju bodo, pakaian adat khas Bugis-Makassar. Baju terusan panjang perpaduan antara warna emas dan oranye ini menghadirkan kesederhanaan, tapi tetap elegan. Yuku menambahkan, katun tenun dengan warna senada sebagai bawahannya menjadikannya sebagai padanan busana yang tidak hanya unik, tetapi juga bercitarasa.
Baju selanjutnya masih dengan tema baju bodo, tapi dengan permainan warna lebih berani pada bagian bawahnya. Menggunakan bahan katun tenun berwarna merah muda bermotif etnik. Lalu motif batik berwarna dominan hitam di bagian atas sengaja dibuat tidak terlalu rapat untuk menonjolkan warna kain sutra yang digunakan. Motif batik ikan ikut bertengger di sana. Motif yang satu ini memang selalu menjadi ciri khas dalam setiap karya Yuku Moko.
“Membatik baju bodo tingkat kesulitannya lebih tinggi,” kata Yuku. Dari pewarnaan saja dilakukan 3-4 kali. Setelah mendapatkan warna yang diinginkan, pembatikan dimulai seperti membatik kain katun. Untuk mendapatkan tekstur sutra yang lebih halus, Yuku Moko pun menggunakan canting yang lebih besar daripada biasanya.
Baju bodo sutra dengan batik itu merupakan salah satu karya andalannya. Dengan batik sutra tulisnya itu, Yuku hendak menampilkan kesan yang unik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Sebuah karya desain berkelas yang tidak hanya indah, tapi juga menonjolkan kekayaan motif etnik yang luar biasa.
Busana ketiga dan keempat yang diperagakan adalah baju terusan tanpa lengan dengan paduan kardigan berbahan katun tenun berciri etnik khas Yuku. Desain ini hadir dengan warna yang lebih cerah, menampilkan paduan warna hitam, merah, dan putih pada motifnya. Bagian kerah kardigan dibuat naik sehingga menampilkan kesan elegan. Kardigan yang bisa dilepaskan memberikan kesan santai.
Dua karya terakhir Yuku juga tak kalah menarik. Hampir sama dengan desain pertama, Yuku kembali bermain-main dengan warna emas dan cokelat serta hitam yang simpel dan natural. Bedanya dengan desain pertama, Yuku menanggalkan sutra, seraya menghadirkan baju terusan kombinasi bahan kain tenun dan batik tulis dengan ciri etnik. Tambahan kapucon pada karya keenam ini menjadikan rancangannya terlihat lebih unik.
Melalui enam karyanya ini, Yuku hendak menegaskan kekhasan karya-karyanya yang sarat dengan kesan minimalis tapi tetap elegan. Untuk mendukung itu, semua model yang memperagakan karyanya sengaja tidak ditambahi aksesori dan perhiasan apa pun.
Di mata seniman batik yang satu ini, baju bodo tidak perlu terlalu glamour dan mengkilap. “Cukup dengan warna-warna natural saja, kita sudah bisa menghasilkan baju bodo yang lebih elegan,” ujarnya. Karya-karya terbaru Yuku ini dibanderol Rp 3-6,7 juta. Yang paling murah seharga Rp 3-3,5 juta.
Dalam membuat satu desain baju, Yuku menggunakan selembar kain yang panjangnya 2,5-5 meter. Motifnya dilukis langsung oleh Yuku. Ia memadukan motif batik dari seluruh daerah di Indonesia, dari Jawa, Toraja, Kalimantan, hingga Papua.
Kini karyanya sudah diperagakan di sejumlah negara dalam berbagai kegiatan fashion, termasuk di San Francisco Fashion Week dan Tokyo Fashion Week. Pria kelahiran Sulawesi Utara ini berjanji tahun depan ia akan kembali menampilkan baju yang terinspirasi oleh baju khas Sulawesi Selatan, yaitu baju la’bu.
HIMAS PUSPITO PUTRA
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Mantan Pangdam IV: Komnas HAM Jangan Didengar
SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang
Dirut MRT Irit Bicara, Ahok: Bagus Dong!
'SBY Tak Percaya Orang Lain Selain Dirinya Sendiri'