TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Pajak Pargono Riyadi, tersangka kasus pemerasan wajib pajak, pernah mendapat penghargaan dari institusi tempat bekerjanya. Pargono pernah memperoleh penghargaan 30 tahun pengabdiannya di Direktorat Jenderal Pajak. "Dia kan dapat Satya Lencana Karya Sapta 30 tahun masa kerja. Yang dapat ini harus clear, kalau tidak clear tidak bisa," ucap rekan Pargono sesama pegawai pajak, Kamis, 11 April 2013.
Sebagai pegawai pajak, Sumber Tempo menilai karier Pargono terbilang bagus. Setahunya, Pargono tak pernah dipindah ke daerah terpencil untuk waktu lama. "Kalau dia bermasalah bisa pindah jauh," katanya.
Pargono masuk Direktorat Jenderal Pajak pada 1992. Dengan berbekal ijazah SMA, ia masuk golongan IIA. Sambil bekerja, Pargono melanjutkan pendidikannya hingga lulus S2 dari Universitas Gadjah Mada. Dari gelar master dia berhasil menapak karier sebagai golongan IVA.
Pargono tercatat 6 kali pindah kantor. Dia memulai karier di Kantor Pemeriksa Pajak Pekalongan pada 1992. Tiga tahun kemudian, Pargono pindah ke Kantor Pemeriksa Pajak Medan I sebelum dipindah ke Kantor Wilayah V Jakarta Raya II pada 1999. Pada 2005, Pargono ditugaskan di Kantor Pemeriksa Pajak Kudus yang berlanjut ke Kantor Wilayah Jakarta Timur III, Malang pada 2007.
Terakhir, Pargono menjabat sebagai penyidik di Kantor Wilayah Jakarta Pusat. Ia bertugas di sana mulai 2011 dan akan pensiun pada 2014, namun jelang pensiun, ia justru kena sanksi berat dibebas tugaskan sementara lantaran tertangkap KPK, dua hari lalu.
Kabar penangkapan dua hari lalu itu disebut-sebut membuat kaget atasan Pargono. Pasalnya, pria yang akan pensiun pada 2014 itu kelihatan tak neko-neko. Gaya hidup Pargono juga kelihatan normal. "Seperti pegawai pajak pada umumnya," ujarnya. Pria yang sering mengenakan batik lengan pendek ini tak menggunakan barang-barang mewah.
Pargono juga dikenal rekan-rekannya sebagai sosok pekerja keras. Pria berusia 59 tahun ini masih semangat bekerja meski tinggal setahun bertugas.
MARTHA THERTINA
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers
Spanduk Pro-Kopassus Bertebaran di Yogyakarta
Aktif di Twitter, Ini Pesan Anggota DPR untuk SBY
Pargono Terus Meneror, Asep Hendro Pasrah