TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono meminta pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara dipercepat. Menurut dia, proyek Sarulla akan memberikan keuntungan yang cukup signifikan dan menghemat subsidi listrik sebesar Rp 4 triliun setahun.
"Pemerintah mendukung proyek geothermal karena ada keuntungan finansial dan nonfinansial. Silakan investor berbondong-bondong. APBN memang tidak cukup dan sangat berharap investor masuk dan memberikan keuntungan semua pihak," kata Boediono di kantor Wapres, Jakarta, Kamis, 11 April 2013.
Boediono mengakui terdapat banyak hambatan dalam proses pembangunan proyek Sarulla sehingga memakan waktu yang sangat lama. "Hari ini kita semua patut optimisme terhadap prospek bidang pembangkit geothermal. Salah satu proyek geothermal terbesar di Indonesia dan dunia," katanya.
Hari ini Boediono menyaksikan secara langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menyerahkan persetujuan Amandemen Energy Sales Contract (ISC)/Joint Operating Contract (JOC) PLTP Sarulla 3x110 MW kepada Perusahaan Listrik Negara dan Pertamina Geothermal Energy. Diserahkan juga surat jaminan kelayakan usaha dari Menteri Keuangan kepada konsorsium Sarulla Operations Limited.
PLTP Sarulla merupakan pembangkit listrik terbesar dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II, yang 50 persennya (4952 MW) berasal dari panas bumi. Proyek tersebut membutuhkan investasi sekitar US$ 1,5 miliar.
Tarif listrik Sarulla telah ditetapkan sebesar 6,79 sen US$/Kwh. Jika dibandingkan dengan biaya produksi listrik rata-rata nasional sebesar 13 sen US$/Kwh, proyek ini akan menghemat subsidi listrik US$ 364 juta per tahun, atau sekitar Us$ 1 juta setiap hari. Pembangkit ini akan mulai beroperasi pada 2016.
Proyek Sarulla ini didanai oleh partisipasi swasta yang dipimpin MedcoEnergy dengan konsorsium perusahaan multinasional Itochu, Kyushu, dan Ormat. Equity proyek ini 20 persen dari konsorsium, sisanya dari pinjaman lunak Japan Bank for International Coorporation melalui skema Independent Power Producer.
Menteri Energi Jero Wacik menyatakan proyek Sarulla tinggal direalisasikan. Dia berharap groundbreaking proyek tersebut bisa dimulai sebelum kabinet ini berakhir. "Rakyat butuh listrik sehingga pembangunan dipercepat. Sarulla akan jadi sejarah," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA