TEMPO.CO, JERUSALEM - Lima perempuan Israel ditangkap karena mengenakan selendang doa yang biasanya dipakai pria di Tembok Ratapan khusus untuk wanita di bagian barat. Ratusan wanita hadir dalam misa bulanan setiap awal bulan Ibrani, yang diselenggarakan aktivis Women of the Wall di Tembok Barat setiap, Kamis, 11 April 2013.
Menurut hukum Israel, wanita dilarang mengenakan selendang doa di Tembok Barat karena hal itu bertentangan dengan adat setempat.
Direktur kelompok itu, Lesley Sach, termasuk yang ditangkap. Seorang pria Haredi, pengikut Yudaisme, ikut ditangkap karena berusaha membakar salah satu buku doa para aktivis perempuan itu.
Pada 2003, Pengadilan Tinggi Israel melarang perempuan mengenakan selendang doa yang disebut tallitot dan tefilin—sepasang kotak kulit hitam berisi gulungan perkamen ayat-ayat Taurat—atau membaca Taurat di Tembok Ratapan. Larangan ini diterbitkan dengan alasan untuk mencegah penghinaan terhadap Yahudi Ortodoks.
Peristiwa penangkapan tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Februari lalu, 10 aktivis Women of the Wall juga ditangkap dengan alasan yang sama. Hal serupa menimpa enam wanita, November 2012, dan empat lainnya pada Agustus 2012. Ketua Women of the Wall Anat Hoffman ditangkap pada 2010 dan didenda 5.000 shekel, sekitar Rp 13 juta, karena memegang gulungan Taurat di plasa Tembok Ratapan.
Women of the Wall adalah kelompok aktivis yang mengkampanyekan kesetaraan akses bagi perempuan di Tembok Ratapan. Kelompok ini menyelenggarakan misa khusus hampir setiap bulan selama 20 tahun terakhir pada Rosh Hadesh, awal bulan Ibrani, di belakang bagian khusus perempuan di Tembok Ratapan.
JTA.ORG | VHRMEDIA.COM | NATALIA SANTI