TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menyatakan beroperasinya pembangkit listrik tenaga panas bumi di Sarulla, Sumatera Utara, bisa mengurangi subsidi listrik sebesar Rp 4 triliun per tahun.
Rinciannya begini: harga pembelian listrik dari Sarulla oleh PT PLN (Persero) sebesar US$ 6,79 sen per Kwh. Jika dibandingkan dengan biaya produksi listrik rata-rata nasional sebesar US$ 13 sen Kwh, maka penghematan subsidi listrik yang dihasilkan adalah US$ 364 juta per tahun, atau sekitar US$ 1 juta setiap harinya saat mulai beroperasi pada 2016.
Sayangnya waktu peletakan batu pertama proyek ini masih belum pasti. "Groundbreaking-nya masih dalam diskusi," kata Presiden Direktur Medco Power Indonesia Fazil Alfitri ketika dihubungi Tempo, Kamis, 11 April 2013.
Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengharapkan konstruksi proyek yang digadang-gadang sebagai proyek panas bumi terbesar di dunia ini bisa dimulai sebelum Oktober 2014.
Fazil sendiri optimistis penghematan Rp 4 triliun yang disebut Boediono bisa dicapai. Menurutnya, cadangan terbukti panas bumi di wilayah kerja panas bumi Sarulla adalah 330 Megawatt. Sementara cadangan probable dan cadangan possible adalah 1.000 Megawatt. "Ini adalah reserve geothermal terbesar di dunia. Satu sumur di Silangitan saja bisa menghasiIkan 50 Megawatt," kata Fazil.
PLTP Sarulla akan dibangun kapasitas terpasang 330 Megawatt yang terdiri dari 3 unit pembangkit. Rencananya pembangkit unit pertama akan beroperasi komersial pada 2016, disusul beroperasinya unit ke dua pada 2017 dan selesainya unit ke 3 pada 2018. Sempat ada masalah di awal tender pembangunannya ketika pemenang awal proyek ini, Geo Dipa, mengundurkan diri.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Cucu Soeharto Segera Diadili
Usai Diperiksa KPK, Konsultan Pajak Kecebur Got
'Janganlah Sedikit-sedikit Pak Ahok'