TEMPO.CO, Solo - Kegiatan seni budaya Srawung Seni Segara Gunung bakal kembali digelar. Kegiatan yang menyuguhkan serangkaian atraksi seni budaya itu akan berlangsung di situs purbakala Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen pada 18-22 April 2013.
Srawung Seni Segara Gunung pertama kali digelar April tahun lalu di kompleks Candi Borobudur, Magelang. "Lokasi situs Sangiran sangat sesuai dengan dasar gagasan kegiatan ini," kata sekretaris panitia, Retno Sayekti Lawu. Srawung Seni Segara Gunung memang sengaja digelar untuk mempelajari proses peradaban kebudayaan manusia.
Menurut Retno, situs Sangiran merupakan peninggalan masa lampau yang memiliki nilai sejarah tinggi. Museum yang berada di situs tersebut menyimpan sejumlah fosil binatang laut, batuan lava dari Gunung Lawu purba, binatang-binatang darat, manusia, dan peralatannya.
Selama ini situs Sangiran hanya menjadi tempat belajar bagi para ilmuwan dan akademikus. "Bagi kalangan lain, situs Sangiran dianggap kurang penting," katanya. Kondisi tersebut membuat mereka tertarik untuk mengajak para seniman untuk menggelar kegiatan kesenian di tempat tersebut.
Sebenarnya, mereka sempat merencanakan untuk menggelar srawung seni itu di Sulawesi Tengah. "Di sana juga ada situs peninggalan zaman megalitikum yang memiliki nilai sejarah tinggi," kata Retno. Hanya saja, mereka terpaksa memindahkan kegiatan itu ke Sangiran yang dianggap lebih representatif.
Kegiatan Srawung Seni Segara Gunung tersebut akan diisi oleh sejumlah seniman dari dalam negeri dan luar negeri. Selain itu, kelompok seni tradisional asal Sragen ikut menyuguhkan karya dalam kegiatan seni itu.
Seniman dari dalam negeri yang tampil di antaranya adalah Mugiyono Kasido, Suprapto Suryodarmo, Bambang Besur, Slamet Gundono, serta sejumlah kelompok teater, termasuk Teater Ruang. Sedangkan dari luar negeri akan hadir Estefania Pivano asal Venezuela, Karolina Nieduza dari Polandia, Jen Shyu dari Amerika, dan Teha Crudi dari Italia. Kegiatan selama lima hari itu juga akan diisi kegiatan diskusi dengan berbagai tema.
Salah satu seniman yang terlibat, Bambang Besur, akan mementaskan "Sound of Soloensis" bersama Jen Shyu dan Suprapto Suryodarmo. "Kolaborasi antara karya musik dan gerak," katanya.
AHMAD RAFIQ