TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Kompolnas Edi Hasibuan mengatakan nama Mahfud Md masuk dalam bursa calon Kepala Polri yang bakal menggantikan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo. Menurut Edi, nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini masuk bersama sederet nama lain yang diusulkan masyarakat kepada Kompolnas. "Yang menarik banyak masyarakat yang juga menginginkan Pak Mahfud," ujar Edi.
Nama-nama usulan masyarakat selain Mahfud adalah Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Inspektur Jenderal Suparni Parto, Inspektur Pengawasan Umum Komjen Imam Sudjarwo, serta Mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duaji.
Pekan lalu telah beredar nama tujuh calon kuat pengganti Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo. Lima dari tujuh nama itu dijagokan Komisi Kepolisian Nasional. Mereka adalah Kepala Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Kalemdikpol) Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Badan Narkotika Nasional Inspektur Jenderal Anang Iskandar, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, serta Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Pudji Hartanto.
"Nama-nama ini adalah pilihan rakyat yang kami jaring melalui situs kami," kata Edi. Edi mengatakan pilihan masyarakat ini berdasarkan harapan agar calon Kepala Polri mendatang lebih tegas, bisa bersinergi dengan pimpinan TNI, demokratis dan bisa menghubah perilaku anggota Polri yang dipersepsikan kurang bagus, termasuk dalam penegakan hukum. "Ini membuktikan betapa besarnya harapan publik terhadap Kepala Polri baru."
Pergantian Jenderal Timur mengemuka setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan pergantian Kepala Polri lebih cepat dari masa pensiunya. Pekan lalu beredar nama tujuh jenderal yang disebut-sebut bersaing, dua lainny aadalah Kepala Polda Jawa Barat Brigadir Jenderal Tubagus Anis Akngkawijaya, dan Kepala Polda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf.
Meski begitu, Kompolnas akan menjaring nama-nama tersebut berdasarkan latar belakang masing-masing. Mereka juga akan mempertimbangkan berbagai aduan masyarakat tentang perilaku mereka."Kami belum bisa melihat siapa yang paling dipilih masyarakat karena masih pro dan kontra," ujarnya.
Edi menambahkan komisinya akan memperkecil jumlah calon dengan latar belakang tadi. Kemudian nama calon-calon tersebut akan dilayangkan ke Presiden. "Kami layangkan Mei atau Juni," kata dia.
TRI SUHARMAN
Topik Terhangat TEMPO: Sprindik KPK || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Terhangat Tempo
Mega Merasa Gerak-geriknya Diawasi Penguasa
@SBYudhoyono 'Digoda' Bintang Porno
UN Telat, SBY Suruh Menteri Nuh Investigasi