TEMPO.CO, Kediri - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kediri, Jawa Timur, terpaksa berhenti mengoperasikan pompa solar sejak tiga hari terakhir. Sebab, tidak hanya akibat keterlambatan pasokan dari Pertamina, melainkan juga karena jatah setiap SPBU dipangkas.
“Tidak ada solar yang bisa kami jual,” kata Andik, seorang petugas di SPBU Joyoboyo di Jalan Joyoboyo, Kecamatan Kota Kediri, Minggu, 14 April 2013.
Meski mengetahui rencana pembatasan solar yang sedang dilakukan pemerintah pusat, namun Andik tak membayangkan dampaknya seperti ini. Jatah pengiriman solar ke SPBU Joyoboyo yang biasanya 16.000 liter per dua hari menjadi 8.000 liter per tiga hari. Itupun jika Depo Pertamina tak lebih dulu mendistribusikan jatahnya ke SPBU lain.
Andik menjelaskan, kondisi tersebut membuat para pemilik kendaraan diesel mengeluh. Mereka kerap kecele saat mendapati SPBU memasang tulisan "Solar Kosong" di depan mesin pompa BBM. Tak sedikit dari kendaraan yang mengalami mogok saat memasuki lokasi SPBU.
Kekosongan solar juga terjadi di SPBU Campurejo Kediri. Satu unit pompa solar di SPBU ini bahkan lebih dulu berhenti beroperasi karena tak mendapat jatah dari Pertamina. Karena tergolong SPBU kecil dengan hanya memiliki dua mesin pompa, SPBU yang terletak di depan kompleks Pondok Pesantren Lirboyo itu lebih sering tutup. Kalaupun buka, hanya melayani penjualan premium. "Kami tidak kebagian solar,” ujar petugas SPBU yang menolak identitasnya ditulis.
Kekosongan solar di SPBU ini membuat awak kendaraan umum kelabakan. Sebab SPBU yang berada di dekat terminal antar kota ini menjadi langganan kendaraan umum yang keluar masuk terminal. " Harus pandai menghemat BBM," ucap Yuliono, sopir angkutan kota jurusan Kediri - Pare.
Yuliono berharap kondisi ini segera berakhir karena sangat mengganggu aktivitas operasional kendaraan angkutan umum.
HARI TRI WASONO