TEMPO.CO, Washington - Kekeringan masih mengancam Amerika Serikat tahun ini. Menurut meteorog senior Badan Meteorologi AS, salju dan hujan yang datang awal di musim semi memang membantu meringankan kekeringan di sabuk pertanian AS, namun tingkat kelembabannya tak mencukupi.
"Kurangnya kelembaban di lapisan bawah tanah menyebabkan kerentanan hasil panen," katanya. Ia menyebut, di bagian Barat AS masih dalam kekeringan terburuk dalam lebih dari 50 tahun.
"Kelembaban di subsoil masih kurang. Memang meningkat di atas dua inci dari atas tanah tetapi tidak di bawah tanah," kata Tapley. Namun ia menyatakan kekeringan tak akan seburuk tahun 2012 yang menyebabkan gagal panen ratusan ribu hektare.
Jagung, kedelai, dan gandum adalah yang paling rentan. Ketiganya merupakan komoditas andalan ekspor hasil pertanian AS.
"Humus di Nebraska berada di atas rata-rata tetapi pada lapisan tanah bagian bawah jauh di bawah rata-rata," kata Tapley. Dampaknya, kika kekeringan terus berlanjut tidak akan butuh waktu lama untuk mengeringkan tanah dan menghancurkan tanaman di atasnya. Nebraska adalah salah satu dari lima negara bagian penghasil jagung utama di di AS.
Elwynn Taylor, pakar iklim di Iowa State University mengatakan dalam pertemuan manajemen risiko menyatakan dalam beberapa minggu ke depan akan tetap dingin dari biasanya dan di banyak daerah berlangsung sampai Mei. "Kekeringan cenderung bertahan dan meluas di AS bagian barat," katanya.
Kekeringan menyebabkan menurunnya hasil panen jagung AS rata-rata 147,2 bushel per acre dan kedelai 41,9 bushel per acre, menurut Departemen Pertanian AS.
Amerika bersama Malaysia adalah eksportir terbesar komoditi kedelai ke Indonesia. Data November tahun 2012, kedelai yang diimpor dari AS mencapai 212 ribu ton dengan nilai US$ 142 juta.
REUTERS | TRIP B