TEMPO.CO, Magelang - Keluarga korban penganiayaan yang diduga dilakukan 15 anggota TNI menuntut agar kasus yang menyebabkan dua warga Kota Magelang, Jawa Tengah, luka-luka dan tewas itu, segera diusut tuntas. Keduanya dituding mengintip perawat. "Suami saya bilang, dia tidak pernah mengintip perawat," kata Niken Setiowati, istri Wibowo, korban yang tewas, Senin 15 April 2013.
Penganiayaan itu terjadi Jumat 12 April 2013 terhadap Frans dan Wibowo. Wibowo, 41 tahun, adalah warga tunarungu warga Sanggrahan Kota Magelang. Dia akhirnya tewas dengan luka lebam di tubuhnya Ahad 14 April 2013.
"Saat itu saya melihat korban dalam keadaan koma. Sekujur tubuhnya lebam. Bagian wajah memar, leher kiri terlihat bekas sepatu," ujar Ketua Kampung Sanggrahan, Bambang Prayogo. Dia melihat korban di ICU Rumah Sakit Tentara dr. Soejono, Magelang, Sabtu 13 April 2013.
Bambang menjelaskan, berdasarkan cerita Frans, Wibowo mengunjungi Frans, petugas keamanan, di proyek rumah susun di sebelah Rumah Sakit Tentara itu. Mereka didatangi 15 orang yang diduga anggota TNI dan siswa SMK Kesehatan Kodam. "Mereka diduga mengintip perawat yang tengah mandi. Mereka pernah ketahuan," kata Bambang. Wibowo adalah tunarungu. Mereka diinteregosi dan dianiaya dari pukul 20.00 hingga Sabtu dini hari pukul 03.00. Keduanya diminta mengaku dengan meneken surat pernyataan di atas materai, dan mereka disuruh pulang.
Sabtu pagi, istri korban, Niken, pulang dari Bandung dan membangunkan Wibowo untuk makan. Tapi Wibowo muntah darah dan dibawa ke rumah sakit. "Korban masih sempat dirawat. Tapi nyawanya tak tertolong," kata Bambang.
Menurut Niken, Wibowo bercerita, dia dipukul di bagian perut dan kepala dengan kayu, bambu, ujung gagang sapu dan diinjak pakai sepatu. "Suami saya hanya mengingat pelakunya lebih dari 10 orang. Dia sempat bilang, ada kapten, gadis berjilbab, dan gadis cepak yang paling banyak memukulinya," kata Niken. Suaminya mengalami banyak perdarahan di kepala.
PLT Sub Detasemen Polisi Militer IV/2 Letda Yan Bastian ketika dikonfirmasi wartawan hanya mau menerima satu orang wartawan. Yan mengatakan, kasus penganiayaan ini masih dalam penyelidikan. “Langkah yang sudah dilakukan, meminta otopsi jenazah dan memeriksa saksi,” kata Yan sebagaimana dituturkan wartawan itu.
OLIVIA LEWI PRAMESTI
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
Dikuntit Intel, Anas Urbaningrum Punya Cerita
@SBYudhoyono 'Digoda' Bintang Porno
Majalah Tempo Hilang dari Peredaran
Mahfud MD Masuk Bursa Calon Kapolri