TEMPO.CO , Bandung: Pesawat Lion Air, yang mendarat di perairan Bali, belum bisa dievakuasi menyusul investigasi oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Secepat evakuasinya, tetapi tergantung situasi lagi,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti, Ahad, 14 April 2013.
Investigasi tersebut dilakukan melalui dua kotak hitam yang ditemukan di dalam pesawat Sabtu malam lalu. Posisi keduanya telah diketahui, namun baru FDR yang telah diambil. Sedangkan CVR masih berada di bagian belakang pesawat. Herry akan menyelam untuk mengambil kotak tersebut.
Kotak masih harus dibawa ke Jakarta agar bisa dibaca oleh tim KNKT. Dalam pesawat boeing 737-800 tersebut, barang-barang penumpang masih tersimpan dan belum dievakuasi.
Sejauh ini, evakuasi pasti dilakukan melalui jalur laut. Hanya, masih dipikirkan cara penarikannya. “Ditarik dengan jukung atau gimana,” kata dia. Untuk lebih memudahkan lagi, pesawat ditarik sedikit ke arah kiri dari lokasi sekarang.
Bangkai pesawat yang sudah pecah menjadi 2 mendapat perhatian dari TNI AL. Setidaknya 2 pleton anggota TNI diturunkan untuk bersiaga jika sewaktu-waktu diperlukan. Dari perlengkapan, juga disediakan sejumlah boat dan perahu karet.
“Sesuai dengan perintah atasan, kami akan stand by di sini kalau sewaktu-waktu diperlukan,” kata Putu Suarta Komandan Pangkalan Laut Denpasar. Untuk menunjang kesiapan tersebut, KRI Hiu juga datang untuk berjaga-jaga.
Herry mengatakan pesawat ini baru memiliki jam terbang selama 146 jam, dan baru diseselaikan tahun 2012 dan baru terdaftar pada Maret 2013.
KETUT EFRATA
Topik Terhangat TEMPO:Sprindik KPK || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Terhangat
Kicau SBY di @SBYudhoyono Soal Ujian Nasional
Dikuntit Intel, Anas Urbaningrum Punya Cerita
Mahfud MD Masuk Bursa Calon Kapolri
UN Telat, SBY Suruh Menteri Nuh Investigasi