TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menyatakan pengusaha lebih banyak mengekspor rumput laut. "Biaya logistik ekspor lebih murah dibandingkan logistik domestik," kata Safari Azis dalam jumpa pers, di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 15 April 2013. Tahun lalu sebanyak 80 persen dari total produksi 180 ton rumput laut mentah diekspor ke luar negeri.
Dia mencontohkan biaya logistik pengiriman rumput laut kering dari Ambon ke Makassar mencapai Rp 1.000 per kilogram. Ini lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan biaya logistik ekspor dari Surabaya ke Cina yang hanya Rp 250 per kilogram. Selain itu, kata dia, biaya logistik rumput laut domestik tak sebanding dengan harga jualnya. "Paling tinggi Rp 10-11 ribu per kilogram. Beberapa daerah lebih rendah daripada itu?" katanya.
Asosiasi, kata dia, meminta pemerintah mendorong peningkatan konsumsi rumput laut, terutama penggunaan rumput laut sebagai bahan campuran makanan. "Pola konsumsi rumput laut di Indonesia hanya sebatas dimakan mentah atau dibuat agar-agar, bukan diolah sebagai ekstrak makanan. Hasil olahan dalam negeri juga belum ada pasarnya, sehingga sebagian besar diekspor," ujarnya.
Kepala Bidang Produksi dan Pemasaran Deputi bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Teuku Chairul, mengatakan pengembangan rumput laut akan difokuskan di 33 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki potensi dalam pengembangan rumput laut nasional. "Kami sudah membuat regulasi dengan membuat nota kesepahaman untuk kembangkan rumput laut dengan enam kementerian dengan daerah," kata Teuku.
Menurut dia, dipilihnya pengembangan budi daya rumput laut sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan karena komoditas ini relatif mudah dibudidayakan. Ia mengtatakan tanpa teknologi canggih, pembudi daya sudah bisa memanen rumput laut hanya dalam waktu 45 hari.
ROSALINA
Bisnis Terhangat
Indonesia Hanya Bisa Budi Daya Tiga Rumput Laut
KNKT Amerika Ikut Selidiki Kecelakaan Lion Air
Daftar Kecelakaan Pesawat di Ujung Landasan