TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana Era Soekamto bertekad melanjutkan perjuangan mendiang Iwan Tirta dalam memperkenalkan budaya Indonesia di bidang desain busana. Dia mengakui tugas besar meneruskan visi almarhum Iwan Tirta, yang wafat tiga tahun lalu, tidaklah mudah.
Mei 2013 depan, Era genap setahun menduduki kursi Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection. Untuk itu, Rabu, 10 April 2013 lalu, dia meluncurkan galeri terbaru Iwan Tirta Private Collection di Colony 6, Kemang, Jakarta Selatan. Di sini, batik tak hanya dianggap sebagai komoditas perdagangan, tapi juga sebagai kampanye membuat karya seni tersebut kembali diakui sebagai buah peradaban tinggi Indonesia.
Untuk menandai kampanye tersebut, Era menggelar 20 koleksi bertajuk “Royal Wisdom 2013”. Sesuai dengan temanya, busana pria dan wanita ditampilkan dengan motif batik pakem tertentu, seperti modang, parang barong, dan campuran buketan-parang-truntum-kawung. Pada masa lampau, motif-motif tersebut diyakini lahir dari proses komunikasi spiritual manusia, entah dengan alam atau dengan tuhannya.
“Inilah visi Iwan Tirta, agar masyarakat juga memaknai batik sebagai kitab berjalan yang menceritakan peradaban tinggi manusia,” kata Era.
Motif truntum berupa bintang-bintang kecil yang saling berkaitan, misalnya, diyakini sebagai karya Kanjeng Ratu Kencana. Alkisah, permaisuri Raja Keraton Surakarta, Sri Sunan Pakubuwono III, itu sedang gelisah karena tak lagi mendapat perhatian dari suaminya. Dalam kesendirian itu, ia terus berdoa dan kemudian terinspirasi oleh cahaya-cahaya gemerlapan di langit. Suatu ketika, Pakubuwono melihat karya sang istri.
Dia kemudian terkesima dan kembali menempatkan Ratu Kencana di sisinya. Nama truntum pun diambil dari kata tumaruntum, yang berarti “timbul kembali”. Kata itu kemudian menjadi simbol kesetiaan cinta.
Penerus Iwan Tirta tak mungkin kesulitan membuat kain batik dari ribuan rancangan motif warisannya. Apalagi, jaringan perajin batik telah puluhan tahun setia dengan nama sang maestro. Tapi tantangan sesungguhnya justru mengemas ‘kain lukisan’ itu menjadi sebuah busana modern. “Kami sedang terus mencobanya,” ujar Era.
AGOENG WIJAYA
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
Dikuntit Intel, Anas Urbaningrum Punya Cerita
@SBYudhoyono 'Digoda' Bintang Porno
Majalah Tempo Hilang dari Peredaran
Mahfud MD Masuk Bursa Calon Kapolri