TEMPO.CO, Banyuwangi - Direktur Rehabilitasi Tuna Sosial Kementerian Sosial, Sonny W Manalu, mengatakan saat ini terdapat 40 ribu lebih pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni lokalisasi di seluruh Indonesia. "Setiap tahun jumlahnya selalu naik," kata Sonny saat berada di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, 16 April 2013.
Menurut Sonny, dari jumlah tersebut, 7.500 orang di antaranya menghuni lokalisasi di berbagai derah di Jawa Timur. Sonny meminta pemerintah daerah lebih pro-aktif mengurangi jumlah PSK. Kementerian Sosial siap membantu penanganan PSK yang berniat meninggalkan profesinya.
Kabupaten Banyuwangi menjadi daerah percontohan yang sukses menutup lokalisasi. Karena itu Kementerian Sosial menanggung biaya keterampilan dan modal usaha bagi mantan PSK dengan anggaran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per orang. "Kami juga berikan biaya jaminan hidup selama tiga bulan," ujar Sonny.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi, Syaiful Alam, mengatakan tahun ini akan menutup 11 lokalisasi yang masih beroperasi di daerahnya. Sebanyak 190 PSK akan dibekali keterampilan khusus, seperti tata rias, tata boga dan menjahit. "Terserah PSK memilih dilatih keterampilan apa," ucapnya.
Pemerintah Banyuwangi akan mengajukan permintaan bantuan anggaran ke Kementerian Sosial senilai Rp 1,8 miliar. Anggaran bisa cair setelah peserta mengirimkan proposal ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), lembaga yang melakukan pendampingan dan memverifikasi proposal yang diajukan PSK.
IKA NINGTYAS