TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bahana Securities Eko Yuliantoro mengatakan penerbitan surat utang (obligasi) masih memiliki prospek yang bagus. Namun, prospek itu tergantung pada pengendalian inflasi oleh pemerintah. "Kalau stabil, obligasi tetap aman dan bagus," katanya di Jakarta, Senin, 15 April 2013.
Eko mengatakan investor menyukai kondisi perekonomian yang stabil dan dapat diprediksi. Menurut dia, yang harus diwaspadai--salah satunya--adalah kemungkinan naiknya harga bahan bakar minyak di tahun ini. "Tapi sepanjang masih bisa diproyeksikan dan dapat dikalkulasikan nilai kuponnya, plus-minus masih disukai investor,” katanya.
Selain itu, dengan inflasi yang terkendali, maka tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) akan tetap berada di level yang rendah sehingga dapat memicu perusahaan untuk menerbitkan surat utang. "Selama manageable dan tidak ada fluktuasi masih baik," ujarnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia total emisi obligasi dan sukuk (obligasi syariah) untuk tahun 2013 sebanyak 19 emisi dari 16 emiten senilai Rp 19,41 triliun. Untuk total emisi obligasi dan sukuk tercatat di BEI berjumlah 218 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp198,02 triliun dan US$ 100 juta yang diterbitkan oleh 93 emiten.
Sementara, angka Surat Berharga Negara (SBN) yang telah tercatat di BEI berjumlah 90 seri dengan nilai nominal Rp 859,17 triliun dan lima Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 1,83 triliun.
RIRIN AGUSTIA
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Bom Boston, Dua Pelari Indonesia Selamat
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York