TEMPO.CO, Boston – Seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun yang menjadi korban tewas ledakan bom di acara maraton Boston, Boston, Amerika Serikat, ternyata sedang menunggu sang ayah yang ikut berlomba. Dia ingin memberikan pelukan kepada sang ayah di garis finis.
Korban, yang disebut surat kabar Boston Globe bernama Martin Richard, menantikan sang ayah, Bill, bersama ibunya, Denise, dan adiknya ketika tiba-tiba bom meledak. Seluruh keluarga menjadi korban. “Anak laki-lakinya tewas, kaki adiknya luka, dan ibunya cedera berat,“ tulis the Globe.
Rumah Sakit Umum Massachusetts memberitakan beberapa korban harus diamputasi. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom yang terbesar sejak 11 September 2001. Dua ledakan yang terjadi dalam perlombaan lari maraton Boston menewaskan tiga orang, termasuk sang bocah berusia 8 tahun, dan mencederai 130 orang lainnya.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji akan mengerahkan semua kekuatan untuk mengungkap pelaku peledakan. Pemerintah akan menurunkan polisi federal FBI untuk menyelidiki kasus ini.
Obama telah bicara dengan Direktur FBI Mueller untuk segera turun tangan. "Kami belum tahu siapa pelaku dan mengapa mereka melakukannya? Kami akan segera mengetahuinya. Pelaku harus mendapat keadilan," ujar Obama.
METRO.UK | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Bom Boston, Dua Pelari Indonesia Selamat
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York