Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolik Penyebab Migrain Anak  

image-gnews
Foto: hehealthyhaven.wordpress.com
Foto: hehealthyhaven.wordpress.com
Iklan

TEMPO.CO - Penelitian dalam Journal of American Medical Association menemukan, meski kolik atau kram usus selalu dianggap sebagai penyakit pencernaan, penelitian baru menemukan bahwa kolik dapat menyebabkan migrain.

Dalam penelitian disebutkan, anak-anak yang saat bayi sering mengalami kolik memiliki kemungkinan migrain tujuh kali lebih tinggi daripada yang tidak. "Hal ini sudah diketahui bahwa migrain dapat ditunjukkan dengan rasa sakit usus pada anak-anak," kata dokter Luigi Titomanlio, Kepala Pediatrik dan Klinik Penyakit Neurovaskular di Rumah Sakit Robert Debre Paris, Prancis. Titomalino menyebut kolik sebagai migrain perut.

Semakin bertambahnya usia, anak yang mengalami kolik akan semakin sering terserang migrain secara berkala. Begitu pula ketika remaja, intensitas terjadinya migrain akan semakin sering. Menurut US National Library of Medicine, kolik dialami satu dari lima bayi.

Bayi dengan kolik menangis selama lebih dari tiga jam sehari, biasanya pada waktu yang sama setiap hari, dan dalam waktu setidaknya tiga hari seminggu. Hingga saat ini, penyebab pasti kolik bayi tidak diketahui, tetapi biasanya akan membaik pada usia 12 minggu.

Ketika bayi kolik menangis, perut mereka sering bengkak dan bayi akan mengangkat kaki mereka sampai ke perut. Gejala ini berasal dari saluran pencernaan. Meski begitu, pengobatan yang digunakan untuk mengurangi gejala sering tidak efektif untuk membuat bayi dengan kolik menjadi tenang.

Sedangkan tipe lain dari sakit kepala pada anak-anak adalah sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan otot. Anak-anak yang memiliki sakit kepala dengan gejala ketegangan otot diyakini akan mengalami peningkatan sensitivitas terhadap nyeri ketika mengalami kolik.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 200 anak-anak berusia 6 sampai 18 tahun. Mereka terdiagnosis memiliki migrain. Dalam penelitian ini juga diteliti 120 anak-anak yang memiliki sakit kepala dengan jenis ketegangan otot, dan 471 anak-anak yang dirawat karena trauma ringan.

Para peneliti menemukan bahwa hampir 73 persen anak-anak yang memiliki migrain mengalami kolik saat bayi. Hanya 26,5 persen dari mereka yang tidak memiliki migrain, meskipun saat bayi mengalami kolik. Meski begitu, jumlah anak yang saat bayi mengalami kolik dan migrain tidak memiliki gangguan saraf visual (penglihatan) atau gangguan saraf lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski penelitian ini sudah memaparkan data yang cukup jelas, menurut Titomalino, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut. Apalagi penelitian ini tidak dapat menggambarkan secara jelas antara kolik dan migrain. "Tetapi, bisa jadi terminal saraf di otak dan usus terlalu peka, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang bersamaan di kepala atau usus," kata Titomalino.

Dr Phyllis Zee, profesor neurologi dan direktur pusat gangguan tidur di Feinberg School of Medicine di Northwestern University, Chicago, Amerika Serikat, mengatakan, penelitian ini adalah studi terbesar sampai saat ini yang dapat menunjukkan hubungan kuat antara kolik pada bayi dan migrain anak.

Zee menambahkan, studi ini hanya menemukan hubungan, dan tidak dapat membuktikan bahwa satu gangguan menyebabkan gangguan lainnya. Penelitian sebelumnya memaparkan bahwa penyebab migrain pada anak karena adanya gangguan siklus tidur-bangun.

"Tidur dan gangguan ritme sirkadian mungkin menjadi pemicu terkemuka pada kolik dan migrain," kata Zee. "Jika melatonin atau gangguan siklus tidur-bangun menjadi penyebab kolik dan migrain, setidaknya orang tua dapat mengambil langkah untuk mencegah gangguan ini tanpa obat," ia menambahkan.

HEALTH DAY NEWS | CHETA NILAWATY

Topik Terhangat:

Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas

Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya

Bom Boston, Ini Kesaksian Jurnalis Boston.com
Bom Boston Sebenarnya Ada 7, Meledak 2
Wawancara dengan Ustad Berpengaruh di New York

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.