TEMPO.CO, Jakarta -Kasandra Putranto mengatakan pelajar yang sudah terbiasa belajar secara mandiri akan bisa dengan mudah melewati Ujian Nasional. Ketua Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia perwakilan Jakarta ini meyakini setiap siswa yang menempuh ujian harus punya optimisme sepanjang dia belajar dan mempersiapkan diri dengan baik.
“Repotnya ketika si siswa ternyata tidak lulus ujian, spontan bisa jadi bertindak brutal,” katanya dihubungi melalui telepon seluler, Rabu, 18 April.
Dia menjelaskan pada gejala perilaku siswa yang mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian nasional bisa tampak pada gejala fisik, psikis dan gejala sosial. Biasanya pada gejala fisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan pernafasan atau nadi dan pernafasan meningkat, keluar keringat, gemetar, kepala pusing, mual, lemah, nyeri, sering buan air besar dan kencing, nafsu makan menurun, tekanan darah ujung jari terasa dingin, dan lelah. "Pada anak yang gugup atau stres menghadapi ujian sering buang air besar atau ke belakang."
Adapun gejala psikis meliputi perasaan akan adanya bahaya seperti kurang percaya diri, kurang tenaga atau merasa tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa konsentrasi, kesempitan jiwa, ketakutan , kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur tidak nyenyak, berdosa, terancam, dan kebingungan atau linglung.
“Yang membahayakan gejala sosial dengan kehebihan mencari bocoran soal, mencari kunci jawaban, menyontek, menyalahkan soal yang sulit dan menyalahkan guru dengan dalih belum pernah mengajarkan materi yang diujikan,” ujar dia.
Kasandra mengatakan saat menempuh ujian nasional sangat menakutkan. Berbagai persiapan dilakukan mulai menggenjot pelajaran, berdoa, dan sebaginya. Setelah ujian dan mengetahui hasilnya gagal tentu bakal mengguncang batin. “ Anak, orang tua, guru dan pihak sekolah saling menyalahkan satu sama lain.”
Kasandra mengingatkan sebaiknya pada siswa yang menempuh ujian mempersiapkan diri dan mental. “Kalau ternyata lulus sujud syukur bisa menempuh dengan gemilang. Tidak lulus pun disikapi positif artinya sukses yang tertunda.” (Baca juga: Gagal UN 2013, Tak Perlu Kecil Hati)
Dia mengatakan tidak banyak murid yang legowo menghadapi ketidak lulusan. “Di sini kuncinya adalah percaya diri. Ketidaklulusan dia bukan pertanda bodoh atau tidak bisa tapi banyak faktor. Selama si siswa percaya dirinya oke, gagalpun bukan masalah. Dia akan selalu positif dan percaya masih ada hari esok.” (Baca Lengkap Berita UN 2013 )
HADRIANI P
Topik Terhangat:
Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca Berita UN 2013
Balap Bajaj dan Mercy UN 2013
UN 2013 Jakarta Masih Rawan Kecurangan
Ditanya UN 2013, Menteri M Nuh Berjalan Mundur