TEMPO.CO , Kuta: Pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Bali masih belum dipindahkan bangkainya ke Pantai Kelan. "Ternyata gudang yang ditentukan di Pantai Kelan itu tidak bisa menampung bangkai," kata Direktur Airport Operation and Services Lion Air, Daniel Putut, kepada Tempo di Hotel Patra Jasa, Kamis, 18 April 2013.
Manajemen Lion Air sedang berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut untuk mencari lokasi yang tepat. Putut menjelaskan, Lion Air dan TNI Angkatan Laut mencari tanah untuk lokasi pembangunan warehouse penampungan bangkai pesawat yang belum diangkut tersebut. Ia menyebut setidaknya dibutuhkan lahan seluas 800 meter persegi untuk warehouse.
Pejabat sementara Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar Letnan Kolonel Laut (P) Edi Eka Susanto menyebut ada dua pilihan lokasi. Pertama, lapangan di dalam pangkalan Angkatan Laut di Sesetan. Di sana, kata dia, memungkinkan dari segi keamanan. Namun, luas lokasi masih harus dipertimbangkan.
Kedua, di pinggir pantai Kedonganan. "Kami ada pos di situ," ujar Edi. Putut mengatakan bangkai pesawat masih dibutuhkan untuk keperluan investigasi. Ia menyebut isi pesawat yang harus dipindahkan sebelum pesawat dievakuasi antar lain kursi, dan bagasi.
Barang-barang berbahaya maupun yang menganggu pengerjaan pengangkatan pesawat nantinya harus disingkirkan.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, menyatakan salah satu pesawat bernomor penerbangan JT 904 dengan rute Bandung-Denpasar mengalami insiden di Bandara Ngurah Rai. "Ketika hendak mendarat, ternyata tidak sampai di landasan karena mengalami insiden," ujarnya di kantor Lion Air, Sabtu, 13 April 2013.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LKS membawa 101 penumpang, terdiri atas 95 penumpang dewasa, 5 anak, dan seorang bayi. Pesawat juga membawa tujuh awak pesawat. Semua penumpang dalam keadaan selamat.
"Tidak ada yang meninggal, proses evakuasi dilakukan awak bekerja sama dengan penumpang," kata dia.
Edward mengungkapkan, pesawat Boeing 737-800 NG itu baru diterima maskapai pada Maret silam sebelum beroperasi. Ia menyatakan, pesawat diterbangkan oleh pilot bernama Ghozali, dengan jam terbang lebih dari 10 ribu jam. Ia pun menuturkan, Lion Air belum bisa menjawab pertanyaan mengenai penyebab kecelakaan tersebut. "Kami tidak layak menjawabnya," ujarnya.
MARIA YUNIAR
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga: