TEMPO.CO, BOSTON - Kisah pengejaran terduga pengebom maraton Boston berlangsung mirip film-film laga Hollywood. Tembak menembak terdengar di sekitar distrik Watertown, Boston, tempat Dzhokhar Tsarnaev, satu dari dua bersaudara Tsarnaev melarikan diri. Kepolisian Boston mengerahkan puluhan anggotanya untuk melakukan perburuan. Tim khsus antiteroris SWAT dan polisi Federal (FBI) pun dikerahkan.
Begitu gentingnya situasi sehingga kepolisian memerintahkan seluruh warga Watertown diminta tidak keluar rumah dan mengunci pintu. Belakangan, perintah serupa diberlakukan untuk seluruh warga kota Boston. Anggraini Karimuddin, seorang warga Indonesia yang berada di Boston, kepada TEMPO melalui akun twitternya bercerita, situasi sangat tegang.
“Kelas-kelas ditunda untuk seluruh universitas di Boston. Semua orang dilarang keluar rumah. Lockdown mode on Mas,” katanya tadi malam.
Perburuan besar-besaran dalam sejarah kepolisian Boston ini dimulai ketika Kamis malam waktu setempat (Jumat pagi WIB) ada laporan terjadi perampokan di gerai Seven Eleven di kawasan kampus Massachusetts Institute Technology (MIT) yang berada di area Boston. Polisi yang semula tidak tahu insiden ini berkaitan dengan pengeboman maraton Boston segera bergerak. Tak jelas bagaimana peristiwanya, Sean Collier, 26, polisi yang datang ditembak hingga tewas.
Dua pelaku penembakan itu kemudian membajak sebuah mobil, menyandera pengemudinya, lalu kabur. Kepada pengemudi itu, kedua pembajak sesumbar bahwa merekalah pengebom maraton Boston yang terjadi Senin lalu. Tak lama kemudian, keduanya membebaskan si pengemudi di sebuah pompa bensin, lalu melanjutkan pelarian.
Saat itu, polisi sudah mulai melakukan perburuan. Kepada polisi, pengemudi yang dibebaskan memberi tahu bahwa mobilnya dilengkapi alat pelacak GPS yang memungkinkan polisi melacak pergerakan mobil. Dari informasi sinyal GPS polisi mengetahui bahwa mobil itu dikemudikan mengarah ke Watertown. Dalam perburuan inilah terjadi tembak menembak. Kedua pembajak memberi perlawanan sengit dengan menembaki polisi. Tak hanya menembakkan senapan, keduanya juga melempar satu granat dan lima bom pipa. “Tiga bom meledak, dua gagal,” kata pejabat Homeland Security AS kepada CNN.
Dalam sesi pengejaran, tembak menembak terus berlangsung. Seorang polisi menyebut, sedikitnya 200 tembakan dimuntahkan dalam aksi pengejaran ini. Satu dari pembajak mobil,Tamerlan Tsarnev, tertembak, ditinggalkan oleh saudaranya, dan kemudian dinyatakan tewas setelah dibawa ke rumah sakit. Sumber CNN menyebut, Tamerlan mengenakan bom sabuk di tubuhnya yang siap diledakkan kapan saja.
Sampai tadi malam, Dzhokar Tzarnaev, sang adik, belum berhasil ditangkap. Puluhan polisi yang dilengkapi senapan berat otomatis dan baju antipeluru mulai melakukan operasi pencarian dari rumah ke rumah di kawasan Watertown. “Kami belum tahu tersangka ada di mana, namun kami yakin dia belum keluar dari Massachusetts,” kata Kolonel Polisi Timothy Alben dari kepolisian setempat.
CNN | DARU PRIYAMBODO
Topik Hangat:
Bom Boston | Ujian Nasional | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
FBI Pernah Wawancara Tersangka Bom Boston
Pengakuan Bibi Terduga Bom Boston
Pelaku Bom Boston Baru Jadi Warga AS Tahun Lalu
Buron Bom Boston Bersembunyi di Dalam Perahu
Pengebom Boston Satu Sekolah dengan Matt Damon