TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Astra Motor belum berpikir melakukan revisi target penjualan mobil, meski pemerintah akan melakukan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Direktur Marketing Toyota Astra Motor, Joko Trisanyoto, mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak selalu berimbas pada anjloknya tingkat penjualan mobil.
“Biasanya kenaikan harga BBM bersubsidi bergantung pada efek perekonomian nasional dan inflasi. Kalau inflasi tinggi, tentu daya beli masyarakat akan berkurang dan menghambat pasar penjualan mobil,” kata Joko ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 20 April 2013.
Untuk itu, menurut dia, Toyota belum mau gegabah merevisi target penjualan karena masih melihat efeknya. Lagi pula, revisi target penjualan biasanya dilakukan setelah melihat realisasi selama semester pertama setiap tahun.
Hingga saat ini, Toyota masih menargetkan penjualan mobil mampu meraih 36 persen total pangsa pasar nasional. Berdasarkan informasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pangsa pasar penjualan mobil di Indonesia tahun ini mencapai 1,2 juta unit.
Tahun lalu, Toyota mampu membukukan penjualan 400 ribu unit mobil, berarti tahun ini Toyota menargetkan penjualan naik menjadi 432 ribu unit. “Sampai saat ini penjualan kami masih normal. Belum ada rencana revisi target,” katanya.
Menurut dia, dampak kenaikan BBM bersubsidi terhadap penjualan biasa sekitar dua sampai tiga bulan. Namun, setelah itu, penjualan akan kembali naik dan berada pada posisi normal.
“Kebijakan BBM ini kemungkinan diputuskan Mei, berarti Juni-Juli baru berdampak, tapi sepertinya tidak banyak efeknya karena periode itu lagi seasonal, di mana penjualan biasanya naik,” katanya. Ia hanya menyebutkan, penjualan mobil sempat anjlok selama satu tahun saat pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan harga BBM pada 2005 lalu.
Seperti diketahui, pemerintah berencana mengenakan sistem dua harga BBM bersubsidi. Untuk kendaraan umum dan roda dua, harga BBM bersubsidi ditetapkan sebesar Rp 4.500 atau harga lama sebelum kenaikan. Sedangkan harga BBM bersubsidi untuk mobil pribadi berkisar Rp 6.500-7.000 per liter. Rencananya, pemisahan penjualan dua jenis BBM itu dilakukan di setiap SPBU, salah satunya dengan membuat koridor pemisah atau memasang spanduk.
Berdasarkan data dari situs resmi Toyota, pada kuartal pertama 2013, Toyota membukukan penjualan 103.967 unit. Pencapaian pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 8,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012 sebanyak 96.053 unit.
ROSALINA