TEMPO.CO, Magelang - Harta kekayaan calon gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo meningkat setelah lima tahun menjabat sebagai kepala daerah. Ini terungkap setelah harta Bibit diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin, 22 April 2013.
KPK mengklarifikasi harta kekayaan calon inkumben ini di rumah Bibit di Jalan Kyai Mojo 35 Cacaban, Magelang, Jawa Tengah sebagai syarat kelengkapan pilkada Jawa Tengah. "Ada perubahan dari jumlah harta bergerak, yakni gaji, tunjangan, serta upah pungut," ujar Bibit usai diperiksa.
Bibit diperiksa oleh tim fungsional KPK Airin dan pemeriksa KPK Budi Waluyo. Bibit diperiksa selama tiga jam sejak pukul 09.00 didampingi istrinya, Suharti. Bibit mengatakan, harta kekayaannya kini sekitar Rp 13,1 miliar, naik sekitar Rp 1,7 miliar dari kekayaannya sebelumnya sekitar Rp 11,4 miliar.
Bibit menjelaskan, penambahan kekayaan itu antara lain dari harta tidak bergerak, berupa tanah yang dia beli secara mengangsur sejak 2010. "Saat ini sedang mengangsur tanah di Tembalang per bulannya Rp 30 juta," kata Bibit. Dia mengaku belum melaporkannya ke KPK lantaran belum memperoleh sertifikat tanah itu.
Sementara itu, pemeriksa KPK Budi Waluyo mengatakan klarifikasi harta kekayaan dilakukan serentak terhadap tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Senin, 22 April 2013. “Di masing-masing rumah calon,” katanya. Hasil klarifikasi kekayaan itu akan diumumkan dua pekan mendatang. “Sebelum pemilihan, angka saldo masing-masing calon sudah diketahui masyarakat."
Pemilihan G Jawa Tengah akan berlangsung pada 26 Mei mendatang dengan pasangan calon Bibit Waluyo-Sudijono yang dicalonkan Partai Demokrat, PAN, dan Golkar; Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko dicalonkan PDI Perjuangan; dan Hadi Prabowo-Don Murdono dicalonkan PKS, Gerindra, Hanura, dan PKB.
OLIVIA LEWI PRAMESTI
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat
Berita Terpopuler:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS
Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda
Bom Boston Marathon Versi Pelajar Indonesia di AS