TEMPO.CO, Jakarta - Gagalnya PT Ghalia memenuhi target pencetakan soal ujian nasional SMA beberapa waktu lalu membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalihkan jatah cetak soal UN SMP PT Ghalia ke percetakan lain. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, dengan keterlambatan seperti UN SMA kemarin, ia memutuskan PT Ghalia tidak mungkin menyelesaikan pencetakan soal UN SMP.
Nuh mengatakan, ia menyerahkan jatah cetak itu kepada beberapa percetakan pemenang tender UN, yaitu PT Temprina, PT Pura Barutama, dan PT Jasuindo Tiga Perkasa. PT Ghalia hanya dipercaya mengerjakan pencetakan soal untuk Bali.
Percetakan-percetakan yang dilimpahi tanggung jawab PT Ghalia itu praktis hanya punya waktu tiga hari untuk menyelesaikan pencetakan. Yaitu hari Selasa sampai Kamis pekan lalu. Sebab, soal-soal harus sudah mulai dikirim hari Jumat lalu.
Nuh mengatakan, ini dilakukan sebagai tindakan darurat. Ia mengatakan, hanya ada dua pilihan, yaitu mengambil keputusan darurat atau menggeser UN. Ia tidak memilih menggeser UN karena dampaknya luar biasa, baik secara politik maupun bagi para siswa.
Minggu lalu, Nuh memastikan sudah mem-blacklist PT Ghalia Indonesian Printing yang dianggap bertanggung jawab atas mundurnya ujian nasional di 11 provinsi. Ia menyatakan PT Ghalia tidak akan bisa mengikuti tender proyek di Kementerian.
Bukan hanya masuk daftar hitam Kementerian, PT Ghalia akan dikenai sanksi. Sanksi tersebut akan ditentukan selanjutnya seusai investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian. Derajat kesalahan percetakan tersebut akan dipelajari sesuai hasil investigasi tersebut.
Investigasi Irjen Kementerian akan dilakukan seusai UN SMP. Nuh mengatakan jangan sampai ikut mengacaukan UN SMP, "Jadi, ya, setelah Senin depan," kata dia.
Nuh menyatakan tidak bisa terima alasan apa pun yang diajukan oleh PT Ghalia. Sebab, menurut dia, saat mengikuti tender, PT Ghalia sudah mengetahui segala kewajibannya. Yaitu cakupan wilayah yang harus dipenuhi dan jumlah soal yang harus dicetak. "Lima percetakan lain memiliki problem yang sama, tapi bisa penuhi," kata dia. Nuh menyangkal adanya keterlambatan tender dan sentralisasi pencetakan.
TRI ARTINING PUTRI
Topik Terhangat:
Ujian Nasional|Bom Boston|Lion Air Jatuh|Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Preman Jogja
Ayah Pelaku Bom Boston: Katakan Semua ke Polisi
Kronologi Penyerangan di DPP PDIP