TEMPO.CO, Jakarta - Polisi sedang memetakan titik rawan distribusi bahan bakar minyak dan pom bensin menjelang pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi. "Semuanya akan kami amankan," kata Kepala Divisi Humas Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Suhardi Alius seusai seminar media di Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Senin, 22 April 2013.
Bulan depan rencananya pemerintah akan mencabut subsidi BBM untuk mobil berpelat hitam. Nantinya, harga BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi roda empat akan lebih mahal ketimbang saat ini.
Sementara harga BBM bersubsidi untuk angkutan umum dan sepeda motor tetap Rp 4500 per liter. Dari perhitungan pemerintah, seharusnya harga BBM di pasaran paling murah Rp 9.500 per liter. Artinya, pemerintah menanggung subsidi sebesar Rp 5.000 per liter.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya Yuktyanta mengatakan penerapan perbedaan harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan baru. Sehingga belum dapat dipastikan masalah apa yang mungkin timbul di lapangan.
"Tapi semua proyeksi, perkiraan dan permasalahan di lapangan sudah kami identifikasi bersama pihak kepolisian," katanya. Hanung juga menyampaikan rencana pemasangan sistem informasi dan teknologi BBM bersubsidi di seluruh pompa bensin berupa chip.
Chip tersebut akan dipasang pada nosel dan lubang pengisian BBM di kendaraan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen. "Termasuk kalau nanti ada kebijakan pengendalian, sistem ini akan mampu mengendalikan," kata dia.
RUSMAN PARAQBUEQ
Topik terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat
Berita lainnya:
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS
Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda
Jokowi Ragu Lanjutkan MRT?