Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Utara Ingin Masuk Klub Negara Nuklir

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Seorang tentara Korea Utara berjaga di tepi sungai Yalu, dekat kota Sinuiju, yang berbatasan dengan kota Dandong, Cina, Kamis (11/4). REUTERS/Jacky Chen
Seorang tentara Korea Utara berjaga di tepi sungai Yalu, dekat kota Sinuiju, yang berbatasan dengan kota Dandong, Cina, Kamis (11/4). REUTERS/Jacky Chen
Iklan

TEMPO.CO, Seoul - Korea Utara, Selasa 23 April 2013, memberikan pernyataan yang berisi tuntutan untuk diakui sebagai negara pemilik nuklir. Dalam pernyataan yang dimuat suratkabar Korea Utara Rodong Sinmun, mereka menolak syarat dihapuskannya program nuklir mereka untuk memulai perundingan seperti diminta Amerika Serikat dan Korea Selatan. Rodong Sinmun adalah koran resmi Komite Sentral Partai Buruh Korea, partai berkuasa Korea Utara.

Dengan sikap ini, Pyongyang memberikan isyarat jelas terhadap Amerika dan Korea Selatan. "Jika DPRK duduk satu meja dengan AS, itu harus dialog antara negara-negara pemilik senjata nuklir. Tidak bisa satu pihak memaksa yang lain untuk membatalkan senjata nuklirnya," kata surat kabar itu. DPRK adalah singakatan dari Demokrat Republik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.

Sikap ini menjadi perkembangan terbaru dari Korea Selatan setelah sebelumnya mengeluarkan serial ancaman terhadap Korea Selatan dan Amerika. Pemicu awal krisis di semenanjung ini adalah keluarnya sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara karena negara yang dipimpin Kim Jong-un itu melakukan peluncuran rudal pada Desember tahun lalu dan melakukan ujicoba nuklir ketiganya pada 12 Februari lalu.

Marah atas keluarnya sanksi baru itu, Korea Utara memutus saluran komunikasi militernya dengan Korea Selatan dan Amerika. Pyongyang juga menyatakan gencatan senjata paska Perang Korea 1950-1953 tak berlaku, dan juga menghentikan operasi kawasan industri Kaesong yang dikelola bersama dua Korea. Tak hanya itu, Korea Utara juga mengancam akan menyerang Amerika dan Korea Selatan dengan senjata nuklir.

Sikap terbaru Korea Utara yang ingin diakui dan diterima sebagai klub nuklir -sebutan untuk negara pemilik nuklir dunia-- ini ditolak oleh Amerika Serikat. "Permintaan Korea Utara untuk diakui sebagai negara nuklir adalah tidak realistis dan tidak dapat diterima," kata Thomas Countryman, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk masalah Keamanan Internasional dan Non-Proliferasi di Jenewa, Senin waktu setempat.

Countryman, yang memimpin delegasi AS untuk pembicaraan dua minggu soal Non-Proliferation Treaty (NPT), mengatakan kepada wartawan: "Adalah penting dunia merespon dengan tenang tetapi tanpa mengubah penekanan kami bahwa tujuan dunia adalah Korea Utara berkomitmen menjadikan semenanjung Korea tanpa senjata nuklir.

Permintaan untuk diterima dalam klub nuklir sudah diprediksi oleh sejumlah pihak. Alexander Zhebin, kepala Pusat Studi Korea di Russian Academy of Sciences Institute, Februari lalu mengatakan, jika Pyongyang maju terus dengan uji coba nuklir yang lain, itu menunjukkan bahwa ia berusaha untuk mendapatkan status sebagai negara nuklir untuk mempertahankan keamanan negaranya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengingatkan pada peristiwa tahun 2006 saat Washington menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama di sektor sipil dalam program nuklir India. Padahal, negara yang melakukan uji coba nuklir pertama pada tanggal 18 Mei 1974 itu bukanlah penandatangan NPT. Negara pemilik nuklir yang menandatangani NPT adalah Amerika, Russia, Prancis, Cina, dan Inggris.

Pyongyang, menurut Zhebin, ingin perlakuan yang sama seperti India. "Apa yang Korea Utara lakukan adalah upaya untuk memaksa Washington dan negara-negara lain untuk mengakui status yang sama untuk Korea Utara," kata Zhebin.

PBB sebelumnya juga menyatakan tidak akan mengakui Korea Utara sebagai negara nuklir setelah negara itu melakukan ujicobanya yang ketiga, mengeluarkan sejumlah ancaman dan tindakan provokatif lainnya. "Perkembangan terakhir telah memperkuat konsensus internasional bahwa DPRK tidak akan diterima sebagai negara nuklir," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam konferensi pers di Markas Besar PBB di New York, 17 April lalu.

Perlombaan untuk memiliki nuklir dimulai sejak perang dunia kedua. Setelah Amerika Serikat berhasil melakukan tes pertama tahun 1945, negara lain mengikutinya: Uni Soviet melakukan ujicoba tahun 1949, Inggris (1952), Prancis (1960), Cina (1964), India (1974 ), Pakistan (1998), dan Korea Utara (2006).

Reuters | Guardian | Russia Today | Ria Novosti | Abdul Manan 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.