TEMPO.CO, Karanganyar - Puluhan armada bus di Karanganyar, Jawa Tengah, hari ini, Kamis, 25 April 2013, akhirnya jadi melancarkan aksi mogok beroperasi. Bus-bus tersebut hanya diparkir di Terminal Karangpandan dan Terminal Tawangmangu. Pantauan Tempo, di Terminal Jungke dan Bejen di kota, juga tidak tampak ada bus.
Di Terminal Karangpandan, belasan bus hanya diparkir di dalam terminal. Menjelang siang, sebagian pengemudi memilih pulang ke garasi masing-masing.
Suranto, Ketua Paguyuban Sarwo Rukun, paguyuban bus di Terminal Karangpandan, mengatakan, awak bus terpaksa mogok karena ketiadaan solar. "Mau operasi juga percuma. Solar tidak ada," katanya kepada Tempo, Kamis, 25 April 2013.
Menurut dia, aksi mogok hari ini merupakan kesepakatan dari seluruh perusahaan otobus yang beroperasi di Karangpandan dan sekitarnya. Saat ini 48 armada yang mestinya melayani trayek dari Karangpandan ke Kemuning, Ngargoyoso, dan Batujamus tidak beroperasi sama sekali.
Aksi mogok sudah dimulai sejak pukul 06.00. Dia mengatakan, jika solar masih langka, aksi mogok akan berlanjut hingga solar mudah didapatkan.
"Kami sudah capek dengan kelangkaan solar yang terjadi lebih dari sebulan terakhir. Selama ini, sehari jalan, tiga hari berhenti. Mendingan mogok total," ia menegaskan.
Salah seorang pengemudi bus, Mulyono, mengatakan, selama ini pembelian solar dibatasi hanya Rp 100-150 ribu per pembelian. Dalam sehari, setiap bus butuh setidaknya 20 liter solar. Masalahnya, solar sering tidak tersedia. "Sehari ada, tiga hari kemudian kosong. Masak kami hanya beroperasi sehari," ujarnya.
Pilihan lainnya, awak bus harus membeli solar eceran yang harganya Rp 5.500 hingga Rp 7.000 per liter. "Biaya operasional membengkak," katanya.
Suranto meminta pemerintah memberi solusi terbaik bagi awak bus. "Kami ingin harga solar tetap dan tersedia. Kami menolak kenaikan harga solar," ucapnya.
Kepala Bidang Perhubungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Karanganyar, Joko Sumaryono, mengatakan, aksi mogok beroperasi juga terjadi di Terminal Tawangmangu. Yaitu bus besar dengan trayek Solo-Tawangmangu.
"Ada 38 bus rute Solo-Tawangmangu yang hari ini berhenti operasi. Ada yang diparkir di terminal, ada yang parkir di garasi," katanya.
Dia mengatakan, bus trayek Solo-Tawangmangu pulang-pergi membutuhkan solar senilai Rp 180 ribu. Tapi selama ini bus besar hanya dapat jatah Rp 100 ribu per hari. "Tadi saja ada bus besar yang mogok di jalan karena kehabisan solar. SPBU yang biasanya menjadi tempat membeli solar juga kehabisan stok," ujar Joko.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler Lainnya
Susno Keluar dari Markas Polda Tengah Malam
Eksekusi Susno Semalam, Kajati 'Lempar Handuk'
Rumah Susno Duadji di Bandung Dikepung
Djoko Kirmanto Sindir Anggota DPR Tak Paham Rusun
Tokoh-tokoh Muda yang Masuk 100 Tokoh TIME