TEMPO.CO, Surabaya -- Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Soekowardojo, mengatakan, kinerja perbankan syariah di Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan positif. Pertumbuhan itu dilihat dari peningkatan aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan. Perkembangan kinerja bank syariah dipengaruhi pertumbuhan ekonomi provinsi paling timur di Pulau Jawa itu yang menguat. "Peningkatan kinerja sebagai indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah. Pasar di Jatim masih potensial," katanya di Surabaya, Kamis, 25 April 2013.
Soekowardojo mengatakan, pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan meningkat pada kuartal pertama tahun ini. Aset tumbuh 43,81 persen (yoy) hingga mencapai Rp 17,27 triliun pada Maret 2013. Peningkatan dana masyarakat tumbuh 40,87 persen (yoy) hingga mencapai Rp 133,13 triliun. Peningkatan DPT ini didorong oleh pertumbuhan giro 44,04 persen, deposito 38,27 persen, dan tabungan 42,22 persen.
Adapun pembiayaan mencapai Rp 12,46 triliun atau meningkat 39,51 persen hingga Maret 2013. Menurut Soekowardojo, proporsi pembiayaan paling besar untuk sektor produktif. "Sebagai modal kerja dengan proporsi mencapai 42,05 persen."
Peningkatan kinerja terbukti terjadi di Bank BNI Syariah. Kepala Cabang BNI Syariah Surabaya, Edwin Fitrianto, mengaku berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp 420 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah ini naik ketimbang periode yang sama tahun lalu senilai Rp 300 miliar.
Adapun dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun mencapai Rp 300 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Menurut Edwin, pertumbuhan aset bank syariah kerap lebih tinggi ketimbang bank konvensional. "Tapi market share bank syariah selalu kalah. Kami hanya bisa tumbuh 1 persen per tahun, bank konvensional bisa 7 persen."
DIANANTA P. SUMEDI