TEMPO.CO, Palembang - Jumlah populasi orang utan, dalam 10 tahun terakhir, berkurang secara masif. Saat ini hanya tersisa sekitar 6.000 ekor, dan hanya bisa ditemui di Sumatera dan Kalimantan. Padahal, sebelumnya jumlah satwa ini mencapai ratusan ribu ekor, yang bisa dijumpai di seluruh wilayah Asia, dari Pulau Jawa di ujung selatan hingga ujung utara Pegunungan Himalaya dan Cina bagian selatan.
Saat ini populasi orang utan di Indonesia hanya ada di Leuser Barat, Leuser Timur, dan Rawa Singkil. "Degradasi hutan sangat tinggi untuk perkebunan. Akibatnya, orang utan terbunuh, bahkan sengaja dibunuh," kata juru bicara Profauna Indonesia Made Astuti, pada saat melakukan kampanye penyelamatan orang utan, di Bundaran Air Mancur, Palembang, Kamis, 25 April 2013.
Menurut Astuti, minimnya pemahaman masyarakat tentang orang utan juga menjadi penyebab kemerosotan populasi kera besar itu. "Banyak warga yang menjadikan orang utan kecil sebagai mainan karena dianggap lucu. Namun setelah dewasa mereka ditelantarkan pemiliknya," ujarnya.
ProFauna Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang gencar melakukan kampanye penyelamatan orang utan. Sebelum tiba di Palembang, empat orang aktivis Profauna melakukan aksi serupa di Kota Bandar Lampung. Selanjutnya, dengan menggunakan sepeda motor, mereka akan meneruskan kegiatannya di Jambi, Padang, Medan, dan Banda Aceh.
Di setiap kota yang disinggahi mereka melakukan aksi simpatik di pusat kota dan sekolah-sekolah. Selain Made Astuti, aktivis Profauna lainnya adalah Nyomi Adriani, Rosek Nursahid, dan Rody Basuki. Rody mengatakan kegiatan kampanye penyelamatan orang utan akan dilakukan di enam provinsi dengan jarak tempuh perjalanan 6.000 kilometer.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita Terpopuler Lainnya
Susno Keluar dari Markas Polda Tengah Malam
Eksekusi Susno Semalam, Kajati 'Lempar Handuk'
Rumah Susno Duadji di Bandung Dikepung
Djoko Kirmanto Sindir Anggota DPR Tak Paham Rusun
Tokoh-tokoh Muda yang Masuk 100 Tokoh TIME