TEMPO.CO, Jakarta - Calon legislator Partai Nasional Aceh (PNA) Kabupaten Pidie, Zainal Abidin, tewas ditembak pada Jumat kemarin, 26 April. Zainal meninggalkan seorang istri dan dua anak. Anak pertama berumur 2 tahun dan anak kedua berumur 7 hari.
Ketua Partai Nasional Aceh Kabupaten Pidie, Zaini, menyatakan sangat berduka atas tewasnya Zainal Abidin. Dia mengatakan, berdasarkan cerita yang didapatnya, Zainal atau yang akrab disapa Cek Gu, 32 tahun, itu sebelum penembakan baru saja pulang dari Aceh Tamiang. Kemudian, menjelang magrib, dia pulang ke rumah orang tuanya di Gampong Waido, Peukan Baru, Pidie.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Zainal sempat ngopi di warung desa, dan terlibat percakapan telepon dengan seseorang, kemudian ia pergi. "Pukul 7 lewat, kami dapat informasi, Cek Gu kena musibah,” ujar Zaini.
Akibat penembakan tersebut, korban mengalami luka tembak di bagian belakang kepala, satunya tembus pada bagian pipi kanan, dan satu luka tidak tembus dengan kedalaman 2 sentimeter. Luka juga ditemukan pada bagian rusuk kiri dengan kedalaman 2 sentimeter.
Sebelumnya, Ahad lalu, 21 April 2013, seorang anggota legislator perempuan dari Partai Nasional Aceh, Kabupaten Aceh Besar, juga mendapat ancaman dari mantan anggota GAM yang kini bergabung dengan Partai Aceh. Caleg itu diancam agar mundur dan ditakuti dengan kata-kata: "masih ada perintah tembak untuk pengkhianat".
Sebutan pengkhianat tersebut dimaksudkan kepada orang yang pernah menjadi anggota atau berhubungan dengan GAM, tapi tidak bergabung dengan Partai Aceh, melainkan masuk ke Partai Nasional Aceh (PNA), bentukan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
IMRAN MA
Topik Terhangat:
Edsus Sosialita | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston
Baca juga:
Pria Tampan Diusir dari Arab Angkat Bicara
Twit Terakhir, Ustad Uje Baca Doa Mau Tidur
Ini Spesifikasi Motor Gede yang Ditunggangi Uje
Pose 'Ajaib' Para Sosialita di Depan Kamera