TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai mantan pembalap, Luca Cordero di Montezemelo sangat suka tantangan. Saat diserahi jabatan Chief Executive Officer Ferrari, Luca menghadapi kondisi pelik. Saat itu, pada 2001, sudah 21 tahun Ferrari tak pernah juara di Formula 1. Padahal sebelumnya mereka sudah mengantongi sembilan gelar juara, sejak 1952 sampai 1979. Bisnis Ferrari saat itu juga terjun bebas. Lengkaplah "penderitaan" Luca.

Lahir di Bologna serta mengenyam pendidikan di Universitas Roma dan Universitas Colombia di Montezemelo, Luca harus menyelamatkan Ferrari. Dia melakukan hal yang ekstrem. Selain memperbaiki teknologi, dia malah merekrut bos Tod’s—butik baju mewah dari Italia. Dia juga merangkul perusahaan parfum Azqua di Parma, Italia, yang juga anak usaha konglomerat industri fashion asal Prancis, LVMH. “Saya harus membuka jendela untuk melihat tren global,” kata Luca, yang saat ini menjadi Chairman Ferrari.

Idenya gila. Contohnya, tak semua orang yang punya duit boleh membeli Ferrari terbarunya tipe LaFerrari. Mobil bermesin 6.262 cc ini hanya dibuat 499 unit di seluruh dunia. Hanya orang yang disetujui oleh bos Ferrari yang boleh membeli. Jadi, "Kalau orang baru punya satu Ferrari, lalu datang membawa sekarung uang, belum tentu akan disetujui," kata Matheo Torres, juru bicara Ferrari, kepada Tempo dan dua wartawan Indonesia lainnya. "Kalau mereka penggemar lama, sudah punya 10-14 Ferrari, pasti disetujui."

Agak sinting? Tidak juga. "Untuk menjaga merek, eksklusivitas adalah kuncinya. Kami membatasi jumlah pembeli," ujar Luca. Simak info otomotif lainnya di sini.

BURHAN (MARANELLO, ITALIA)Topik terhangat:Gaya Sosialita | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:Inilah Lima Mobil Paling Ramah LingkunganIni Sedan Konvertibel Tercepat di DuniaMobil General Motors Diklaim Hemat Bahan BakarPameran Otomotif Medan 2013 Digelar Maret