TEMPO.CO, Jakarta- Jakarta siap menjadi tuan rumah penyelenggara Islamic Solidarity Games (ISG) III, pesta olahraga negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam, 22 September hingga 1 Oktober mendatang. Demikian ditegaskan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo seusai menerima kunjungan Menpora Roy Suryo di Jakarta kemarin.
Menurut Jokowi--panggilan akrab Joko Widodo--tidak ada kendala berarti bagi Jakarta dalam mempersiapkan ISG III. “Jakarta sudah sering menjadi penyelenggara pesta olahraga internasional, sehingga tidak ada yang perlu dipersoalkan,” ujar Jokowi.
Bahkan Jokowi menegaskan kesiapannya bila diperlukan dukungan dana dari APBD Provinsi DKI. “Karena ini tugas, kami siap. Ini demi kepentingan nasional,” kata Jokowi setelah menerima kunjungan Menpora.
Pemerintah pusat telah menyediakan dana Rp 200 miliar untuk menyelenggaraan pesra olahraga empat tahunan itu. Bila dana itu masih kurang, Pemerintah Provinsi siap membantu menyumbang dana APBD melalui mekanisme APBD Perubahan.
“Kalau memang diperlukan, ya, nanti (menggunakan mekanisme) APBD perubahan. Tapi, Pak Roy sudah menghitung, dan katanya dana yang disiapkan cukup (menggunakan anggaran pemerintah pusat).”
Menteri Roy menyatakan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas kesediaannya menyelenggarakan ISG III. Meskipun Jakarta telah setuju menjadi penyelenggara ISG, Menpora akan mengupayakan surat keputusan Presiden untuk menjamin hal itu. ”Keputusan Presiden mengenai tempat dan tanggal ISG harus diubah," ujarnya. "Saya bertanggung jawab atas keputusan ini, demi merah putih."
Ketua Pantia Pelaksana Pusat ISG III, Anthony Sunarja, mengatakan, secara rasional, lebih mudah menyelenggarakan ISG di Jakarta. Sebab, lapangan dan stadion olahraga yang ada sudah memenuhi standar internasional. Yang perlu dibenahi adalah kolam renang. “Menurut peraturan Federasi Renang Internasional, jumlah lintasan harus 10. Sedangkan kolam renang Gelora Bung Karno kalau tidak salah lintasannya delapan," ujarnya.
Sekalipun venue-venue sudah siap, kata Anthony, panitia harus melakukan persiapan lainnya dari awal lagi. "Kami harus mempersiapkan lagi akomodasi dan transportasi," kata Anthony.
Menurut Anthony, sekalipun lebih mudah diselenggarakan di Jakarta, belum tentu biaya penyelenggaraan lebih murah. "Satuan-satuan harga barang dan jasa bisa lebih mahal," ujarnya. Ia mencontohkan, tarif hotel di Jakarta bisa lebih mahal daripada tarif hotel di Riau.
Anthony mengatakan, tidak ada masalah dengan pihak ketiga yang menyediakan jasa akomodasi dan konsumsi terkait dengan pemindahan ISG ke Jakarta. "Belum ada kontrak yang berjalan di Riau," ujarnya.
ISG III semula direncanakan digelar di Riau, Juni mendatang. Namun, terdapat sejumlah masalah yang muncul, di antaranya penyegelan Stadion Utama Pekanbaru oleh konsorsium kontrakror pelaksana pembangunan. Penyegelan mereka lakukan karena Pemerintah Provinsi Riau menunggak pembayaran jasa mereka.
Menpora sempat memberikan tenggat kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk mengatasi segala masalah yang ada. Namun, hingga tenggat habis, berbagai masalah tersebut tetap ada, semisal penyegelan Stadion Utama Pekan Baru.
Menpora kemudian memutuskan memindahkan tempat penyelenggaraan ISG III ke Jakarta. Pemindahan tempat penyelenggaraan ini terutama untuk menyelamatkan citra Indonesia dan Riau.
Saat ini sudah 5.000 atlet dan ofisial dari 40 negara telah mendaftar untuk mengikuti ISG III itu. Saat ini terdapat 56 negara anggota Organisasi Konferensi Islam.
Gadi Makitan | Rucitra Deasy Adila